Tulisan ini berfokus pada tarombo dan martarombo yang bertindak sebagai strategi
adaptasi budaya bagi orang Batak Toba di Jakarta untuk mempertahankan nilai budaya
dan sistem kekerabatan mereka, meskipun berada jauh dari bona ni pasogit. Tarombo
dimaknai sebagai simbol pembawa makna yang berguna sebagai aturan main dalam
menemukan posisi diri pada silsilah keturunan Batak Toba. Gagasan nilai tarombo
kemudian diejawentahkan oleh para perantau Batak Toba melalui interaksi dalam praktik
keseharian yang disebut dengan martarombo. Dalam praktiknya, terdapat pemaknaan
yang berbeda-beda terhadap tarombo sehingga negosiasi makna antar beberapa generasi
tidak dapat dihindari. Oleh karenanya, makna yang mereka pegang menjadi penting untuk
mengetahui strategi adaptasi dari kompleksitas budaya Batak Toba yang mereka
pertahankan ketika berada di Jakarta. Tulisan ini memanfaatkan pendekatan etnografi
untuk menemukan makna mengenai tarombo dan martarombo secara lebih detail dan
mendalam.
Deskripsi Lengkap