Manu adalah bahasa Sumba dari Ayam kampung yang merupakan persembahan penting
dalam ritual adat orang Kampung Tarung. Karena itu, menyediakan manu bukanlah hal
yang sederhana dan selalu menyimpan cerita yang menarik. Pada kenyataannya banyak
orang Kampung Tarung yang tidak mampu membeli manu untuk kebutuhan ritual.
Ironisnya mereka lebih memilih untuk membeli manu dari pada menternak dan
merawatnya dari kecil padahal kebanyakan orang mampu dan memiliki sumber daya
menternak manu sendiri. Penelitian ini berfokus kepada bagaimana orang Tarung
menyelesaikan masalah kekurangan manu ketika mereka membutuhkannya untuk
keperluan ritual. Penelitian menggunakan metode etnografi dan menggunakan konsep
materialis yang dikembangkan oleh Marvin Harris sebagai dasar pemikiran dan
penjelasan. Penelitian berusaha menjawab teka-teki di balik permasalahan hutang dan
uang yang menjadi mekanisme penyediaan hewan suci di tengah perubahan sosial yang
terjadi pada masyarakat Kampung Tarung. Solidaritas sosial di antara warga Kampung
Tarung dengan kampung lain ternyata membantu warga Tarung untuk menyelesaikan
persoalan penyediaan manu di tengah perubahan pola relasi dan ekonomi warga.
Deskripsi Lengkap