Zaman yang terus berkembang tidak mengubah perspektif masyarakat Indonesia
terhadap gender. Norma gender masih dipegang teguh oleh masyarakat dan memiliki
pengaruh yang kuat atas pemahaman serta peran gender; termasuk pengertian dari
pembagian sifat maskulin dan feminin. Pada penelitian ini, saya hendak melihat
pengaruh dari salah satu olahraga bertarung yang dinyatakan sebagai olahraga maskulin, yaitu taekwondo, dengan keikutsertaan perempuan di dalamnya. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dan pendekatan etnografi yang mencakup observasi
partisipan serta wawancara mendalam dengan adanya keterlibatan dari pelatih dan
murid yang sesuai dengan kategori pemilihan dojang atau tempat latihan. Pencarian data
juga didasari dengan sudut pandang antropologi olahraga yang melihat cabang olahraga
terkait secara lebih rinci dan mendalam. Berdasarkan hasil penelitian, telah diketahui
bahwa tiap dojang memang melakukan pembedaan porsi latihan bagi murid, namun
lebih dilandaskan oleh tingkat kemampuan yang dimiliki. Label yang diberikan oleh
masyarakat juga dirasakan oleh taekwondoin perempuan; hanya saja, tidak mengubah
cara pandang [body-image] atas diri mereka sebagai seorang taekwondoin. Pada
akhirnya, para informan tidak menyetujui label: perempuan yang ikut taekwondo adalah
perempuan maskulin, karena nyatanya taekwondo tidak semata-mata menjadi penentu
sifat gender seseorang.
Deskripsi Lengkap