Feminisasi kemiskinan ialah suatu fenomena yang menggambarkan kemiskinan pada
perempuan terkait dengan hak akses dan kesempatan ekonomi.. Konsep ini meliputi
pembahasan mengenai dimensi jender dalam kemiskinan yang menciptakan kesenjangan.
Studi ini memetakan faktor pendorong dilihat dari persamaan asumsi dasar masing-
masing pemikiran permasalahan kemiskinan yang universal, khususnya di Negara Dunia
Ketiga. Dalam melihat isu feminisasi kemiskinan, penulis mengangkat isu Buruh Migran
Indonesia dan perdagangan manusia untuk melihat fenomena kemiskinan pada
perempuan. Kemiskinan dibedakan menjadi dua, yaitu poverty as state dan poverty as
process. Studi ini juga menganalisis strategi pembangunan dalam perspektif jender, yaitu
Women in Development (WID), Woman and Development (WAD) dan Gender and
Development (GAD). Studi ini menjelaskan perkembangan feminisasi kemiskinan dalam
hubungan internasional dan bagaimana respons kebijakan dalam strategi pembangunan
yang ada. Studi ini menggunakan metode taksonomi konseptual dalam pengelompokan
literatur. Pembahasan dibagi menjadi tiga yaitu; (1) perkembangan literatur konsep
feminisasi kemiskinan dan intersectionality, (2) perkembangan strategi pembangunan
oleh PBB terkait dengan feminisasi kemiskinan dan (3) perdebatan, konsensus, dan
kesenjangan literatur. Intersectionality merupakan konsep utama yang digunakan penulis
untuk menjawab isu feminisasi kemiskinan. Bentuk penindasan yang didasari oleh jender,
ras, dan etnis mengalami interseksi dan membentuk sebuah matrix of domination. Penulis
menyimpulkan bahwa matrix of domination adalah faktor pendorong feminisasi
kemiskinan yang seharusnya menyertakan efektivitas kebijakan sebagai nilai
fundamental dalam perubahan. Berdasarkan hal ini, diperlukan integrasi dalam analisis
kesejahteraan perempuan melalui individu, lembaga di tingkat negara, dan dorongan
sistem internasional seperti PBB.
Deskripsi Lengkap