Meski Biological Weapons Convention (BWC) telah diberlakukan sejak tahun 1972,
potensi ancaman dari senjata biologis masih membayangi banyak pihak. Senjata biologis
yang sulit untuk dideteksi, mampu menimbulkan kepanikan massal, serta relatif murah
dan mudah untuk diproduksi menjadi sesuatu yang menarik perhatian pihak-pihak yang
tertarik pada senjata nonkonvensional. Penggunaan senjata biologis dapat ditujukan
dalam serangan langsung kepada manusia ataupun secara tidak langsung dengan
menyerang tumbuhan, hewan, makanan, atau minuman. Tinjauan pustaka ini bertujuan
untuk memetakan perkembangan literatur yang membahas isu penggunaan senjata
biologis melalui metode taksonomi. Selain itu, tinjauan pustaka ini juga menganalisis
perdebatan dan konsensus akademik dalam membahas isu penggunaan senjata biologis.
Dari 49 literatur yang terkumpul, tinjauan pustaka ini memetakan tiga kategori
pembahasan, yakni (1) karakter ancaman senjata biologis, (2) biological warfare and
strategy, dan (3) regulasi penggunaan senjata biologis. Tinjauan pustaka ini melihat
bahwa karakter ancaman senjata biologis berangkat dari adanya perkembangan dan
penggunaan ganda bioteknologi. Ancaman senjata biologis menjadi semakin besar karena
terjadi proliferasi kepada aktor negara dan non-negara. Aktor-aktor tersebut memiliki
opsi strategi penggunaan senjata biologis sebagai pengganti senjata konvensional dalam
perang, sebagai strategic deterrent, atau sebagai senjata dalam perang asimetris. Tinjauan
pustaka ini melihat regulasi penggunaan senjata biologis yang ada tidak berfungsi secara
efektif karena permasalahan kompleks. Kemudian, berkaca dari literatur yang ada,
tinjauan pustaka ini merekomendasikan adanya agenda penulisan lanjutan yang
membahas bagaimana upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam konteks biodefense dan
analisis terkait potensi strategi penggunaan senjata biologis sesuai dengan perkembangan
terkini.
Deskripsi Lengkap