Tesis ini membahas mengenai kebijakan Presiden Xi Jinping dalam melakukan
reorganisasi militer pada tahun 2015. Reorganisasi militer yang dilakukan Presiden Xi
Jinping terlihat melalui pembentukan PLASSF (PLA Strategic Support Force ) dan
PLARF ( PLA Rocket Force ), pengembangan CMC (Central Military Commision), dan
perampingan komando militer regional. Hal ini menunjukkan bahwa Tiongkok
mengembangkan militernya ke arah defensif, padahal Tiongkok menghadapi ancaman
nyata dengan keberadaan Amerika Serikat ? secara langsung maupun tidak langsung (
melalui Negara aliansinya) ? di kawasan Asia. Hal ini memunculkan pernyataan mengapa
Tiongkok mengembangkan militer ke arah defensif? Melalui metode kualitatif dan teori
ofensif-defensif (Evera,1998), studi ini menganalisis kebijakan Tiongkok tersebut. Ada
empat faktor yang menjadi indikator dalam teori ofensif-defensif untuk menganalisis
kebijakan Tiongkok tersebut, yaitu faktor militer, faktor geografi, faktor sosial-politik dan
faktor diplomatik. Penelitian ini menemukan bahwa keempat faktor tersebut
mempengaruhi kebijakan reorganisasi militer Tiongkok, namun studi ini
mengidentifikasi bahwa faktor geografis merupakan faktor utama yang mendasari
kebijakan reorganisasi militer Tiongkok, namun studi ini mengidentifikasi bahwa faktor
geografis merupakan faktor utama yang mendasari kebijakan reorganisasi militer tersebut
yang berorientasi defensif. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perlindungan
wilayah geografis menjadi prioritas dalam reorganisasi militer Tiongkok.
Deskripsi Lengkap