Kajian ini menganalisis kerja sama militer aliansi Amerika Serikat-Filipina yang
mengalami penurunan pada tahun 2016-2019 di tengah semakin meningkatnya
pengaruh Tiongkok di Asia Tenggara. Dengan menggunakan freedom of action theory
dan metode penelitian causal-process tracing, kajian ini menunjukan bahwa komponen-
komponen dalam teori menjadi pertimbangan langkah bagi Amerika Serikat dalam
menjalankan aliansinya dengan Filipina. Komponen-komponen tersebut adalah
kebiasan perjanjian, terancamnya kepentingan vital dan analisis kerugian, portofolio
aliansi, dan pencegahan terhadap agresor. Analisis kajian ini menunjukan bahwa
Amerika Serikat sebagai negara kuat memiliki kebebasan tindakan untuk menurukan
komitmen kerja sama militernya dengan Filipina, meskipun pengaruh Tiongkok
semakin meningkat di Asia Tenggara. Dengan demikian, Amerika Serikat tidak selalu
terjerat untuk meningkatkan kerja sama militernya dalam beraliansi, apalagi jika
komponen pertimbangan menunjukan Amerika Serikat lebih baik untuk menurunkan
kerja sama militernya.
Deskripsi Lengkap