Tesis ini membahas relasi antara Pemerintah Prancis sebagai aktor negara dan
organisasi non-pemerintah sebagai aktor non-negara, dalam proses pembuatan kebijakan
luar negeri Prancis terhadap isu perubahan iklim global pasca Protokol Kyoto. Penulis
menggunakan teori kebijakan luar negeri melalui pendekatan sosial untuk menjelaskan
peran organisasi non-pemerintah di dalam dinamika struktrur domestik mengenai
kebijakan iklim Prancis. Hasil kajian tesis ini menunjukkan bahwa di dalam sistem yang
demokratis, organisasi non-pemerintah memiliki ruang untuk mempengaruhi pemerintah
Prancis terkait kebijakannya terhadap perubahan iklim. Dalam konteks isu perubahan
iklim di Prancis, organisasi non-pemerintah memiliki sebagai penyedia informasi dan
kelompok lobi. Selain itu, organisasi non-pemerintah juga berupaya membuat
perubahan normatif dengan membangun jejaring sesama organisasi non-pemerintah dan
dengan pemerintah di tingkat lokal. Organisasi non-pemerintah juga menikmati
hubungan kerjasama secara langsung bersama Pemerintah Prancis. Hal tersebut
ditujukan guna menciptakan keselarasan antara tindakan negara dan masyarakat sipil di
tingkat domestik Prancis dan juga kebijakan di tingkat internasionalnya. Penulis
berpendapat bahwa kebijakan luar negeri Prancis dalam merespon isu perubahan iklim
pasca Protokol Kyoto merupakan hasil pertemuan dari upaya pengambilan posisi
kepemimpinan dalam negosiasi iklim internasional dan tujuan nasionalnya, di mana
organisasi non-pemerintah memiliki peran sebagai aktor non-negara yang mendesak
negara untuk dapat bertindak lebih maju dan selaras sesuai dengan kebijakan luar negeri
yang responsif terhadap isu perubahan iklim, namun juga dengan tetap memperhatikan
keadilan sosial dan keadilan ekonomi bagi masyarakat Prancis.
Deskripsi Lengkap