Penelitian ini menguji signifikansi dari kritik kapitalisme industri yang digagas para
pemikir ekonomi politik dalam kasus transformasi kapital industri media cetak di
Indonesia kurun waktu dua dasa warsa (1998-2018) terakhir. Berbeda dengan
struktur kapitalisme media era sebelum 1998 yang terbentuk dan dikendalikan oleh
negara, saat ini teknokapitalisme bekerja dalam prinsip liberalisasi pasar
(neoliberalisme) dan perubahan teknologi informasi komunikasi. Persoalan yang
menjadi fokus kajian ini terkait dengan bagaimana struktur teknokapitalisme itu
mendeterminasi sekaligus melahirkan berbagai kontradiksi industrial, dan mengapa
para pelaku industri media cetak menyikapi perubahan struktur tersebut secara
dilematis.
Perspektif dan model analisis ekonomi politik berlandaskan pada konsepsi teori
surplus nilai Marx (1867/1992) dan perkembangan pemikiran penerusnya,
khususnya Kellner (1989), Knoche (1999; 2015), Suarez-Villa (2009, 2015), dan
Fuchs (2014, 2016) menjadi landasan. Analisis kualitatif yang dilakukan secara
berjenjang (multy level analysis) menjadi kerangka pijakan. Begitu pula, analisis
ekonomi industri media terkait karakteristik pasar (Market Structure-Market
Conduct-Market Performance) yang dikenalkan Picard (1993, 1989) dan Albarran
(1996, 2004) turut melengkapinya. Kajian bercorak instrumental case study ini
dilakukan pada Grup korporasi surat kabar berskala nasional (Jawa Pos, Kompas
Gramedia), grup media lokal (Kedaulatan Rakyat, Waspada, Suara Merdeka, Pikiran
Rakyat, Pos Kota, Bali Post, dan Analisa), dan grup media cetak khusus (Tempo Inti
Media dan Femina).
Hasil kajian menunjukkan kontinuitas format kapitalisme dalam praktik transformasi
industri media cetak di Indonesia melahirkan berbagai kontradiksi. Dalam liberalisasi
ekonomi dan politik serta arus perubahan teknologi yang menjaminkan kebebasan,
justru struktur pasar oligopolistik terbentuk. Keterancaman penciptaan surplus nilai
dan akumulasi kapital berlangsung. Dekapasitasi kendali kapital, alienasi dan
resistensi pekerja media, hingga disorientasi fungsi ekonomi dan sosial menyertai
langkah transformasi kapital industri media cetak. Perubahan struktur melumpuhkan
kapasitas transformatif para aktor sosial media dan semakin menempatkan ekonomi
sebagai basis relasi pengelolaan media di negeri ini.
Di samping sebagai kritik terhadap kapitalisme media, kajian ini juga mengenalkan
berbagai model transformasi media cetak dalam merespons struktur teknokapitalisme.
Deskripsi Lengkap