Tesis ini membahas tentang taktik apropriasi yang dilakukan oleh orang dengan tunanetra
dalam praktik mobilitas menggunakan ponsel pintar dalam kehidupan sehari-hari di
tengah himpitan strategi dari kelompok masyarakat dominan, orang non disabilitas. Cara
masyarakat terstruktur dan terorganisasi dalam masyarakat modern telah secara sistematis
tidak menguntungkan warga masyarakat dengan atribut minoritas. Inklusi menjadi cita-
cita yang selalu digaungkan untuk pembangunan masyarakat berkelanjutan. Dengan
memfokuskan kajian pada praktik mobilitas sebagai praktik dasar yang menjembatani
aktivitas sehari-hari, penelitian ini berusaha mendengar suara enam orang dengan
tunanetra untuk menghasilkan analisis mengenai apropriasi ponsel pintar untuk mobilitas
orang dengan tunanetra. Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan utama dengan
menganalisis cara orang dengan tunanetra memandang dunia, mengapropriasi
penggunaan ponsel pintar, dan melakukan taktik apropriasi ponsel pintar untuk mobilitas
sehari-hari. Penelitian studi kasus ini menunjukkan bahwa cara pandang afirmatif
menjadi latar belakang orang dengan tunanetra menggunakan fitur aksesibilitas dan
aplikasi transportasi daring pada ponsel pintar untuk kebutuhan dan mobilitas sehari-hari
di tengah masyarakat modern yang menuntut serba cepat. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa meskipun berbagai peraturan secara internasional dan nasional disusun untuk
mewujudkan inklusivitas, namun kesenjangan antara peraturan dan implementasi masih
terjadi. Kebijakan yang bersifat simbolik, yang kurang melibatkan orang dengan
disabilitas dalam proses pembuatan kebijakan berpotensi melatarbelakangi kesenjangan
yang terjadi. Penelitian ini terbatas pada informan yang melakukan mobilitas dengan
menggunakan ponsel pintar, sehingga penelitian ini merekomendasikan untuk penelitian
berikutnya agar melakukan kajian kepada orang dengan tunanetra yang melakukan
mobilitas tanpa menggunakan ponsel pintar.
Deskripsi Lengkap