Pesan komunikasi pemerintah untuk pengembangan destinasi wisata halal di
beberapa kota di Indonesia mengalami penolakan, karena dianggap tidak sesuai dengan
kebiasaan masyarakat lokal. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun sektor pariwisata
menjadi salah satu sektor unggulan, tetapi masyarakat memiliki penilaiannya tersendiri
terhadap pariwisata di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui identifikasi
penilaian sosial pesan komunikasi wisata halal dari pemerintah ke masyarakat Jakarta dan
Makassar. Dua daerah tersebut dipilih dengan mengingat Jakarta dan Makassar memiliki
penduduk dengan penganut agama paling beragam diantara daerah lainnya. Sayangnya,
kasus intoleransi agama dan kebiasaan masyarakat mengkonsumsi alkohol masih tinggi.
Penilaian masyarakat menjadi penting agar program pemerintah dapat berjalan dengan
lancar. Penelitian ini menggunakan Social Judgment Theory dengan lebih mendalami
aspek-aspek dalam teori tersebut, seperti reference points, latitude, dan ego-involvement
dalam menilai isu sosial. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan
strategi single case study, serta wawancara mendalam, observasi, dan dokumen
pendukung sebagai metode pengumpulan data penelitian. Informan yang dipilih dalam
penelitian ini adalah masyarakat Jakarta dan Makassar sebagai bentuk kelompok sosial
yang menetap di Jakarta ataupun Makassar. Secara umum, penelitian ini menujukkan
bahwa ada kecenderungan rentang penerimaan yang luas dan sikap yang positif dalam
menilai pesan wisata halal di Jakarta dan Makassar. Meskipun begitu, masyarakat sendiri
belum mengetahui dengan jelas definisi, konsep, serta bagaimana pengaplikasian wisata
halal yang sesuai dengan aturan pemerintah. Hasil wawancara juga menunjukkan rentang
penolakan dengan adanya resistensi terhadap wisata halal dari pelaku pariwisata.
Deskripsi Lengkap