Konstruksi perempuan yang muncul dalam iklan, layar kaca, film maupun media lain
menunjukkan salah satu karakter yang dimiliki oleh perempuan yang ideal adalah paras
cantik atau menarik. Hal yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana dengan konstruksi
sosial kecantikan perempuan yang bekerja di industri media (di belakang layar), apakah
sama? Penelitian ini menggunakan teori Konstruksi Sosial dari Berger dan Luckmann.
Dalam penelitian ini paradigma yang digunakan adalah konstruktivisme dan
menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara
mendalam dengan pekerja perempuan khususnya mereka yang bekerja di belakang
layar. Hasil penelitian menunjukkan Proses konstruksi sosial pada kecantikan
perempuan yang bekerja di insitusi media terjadi melalui momen eksternalisasi, yaitu
adanya anggapan bahwa bekerja di institusi media walaupun di belakang layar harus
tetap memperhatikan penampilan wajah dan tubuh, lalu ada momen objektivasi yang
terbagi dua yaitu karyawan perempuan merasa memang diperlukan untuk tampil
menarik kapanpun itu dan sebaliknya merasa apabila tampilan menarik hanya
diperlukan jika ada acara besar saja. Terakhir ada momen internalisasi yaitu proses
sosialisasi melalui keluarga teman dan lingkunan sekitar yang terjadi pada setiap
individu lalu kemudian hadir di momen eksternalisasi kembali.
Deskripsi Lengkap