Survei PISA, TIMMS dan PIRLS menunjukkan bahwa prestasi siswa Indonesia di
bidang sains, matematika, dan membaca masih tergolong rendah. Padahal alokasi
APBN terus meningkat setiap tahunnya di sektor pendidikan. Beberapa penelitian
terdahulu menemukan bahwa self-efficacy, kecerdasan emosional, dan intervensi gaya
belajar di sekolah menjadi faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademik siswa.
Dalam rangka mengembangkan studi-studi sebelumnya, peneliti menggunakan faktor
lain untuk menjelaskan prestasi siswa yaitu self-regulated learning dan pengasuhan
otoritatif orang tua. Pada penelitian ini, prestasi siswa tidak hanya dilihat dari bidang
akademik saja, tetapi juga prestasi di bidang non-akademik. Penelitian ini menggunakan
survei yang disebar kepada 285 siswa yang bersekolah di SMA Negeri 97 Jakarta.
Sampel tersebut dipilih dengan teknik multistage stratified random sampling. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa siswa memiliki tingkat prestasi, tingkat self-regulated
learning, dan tingkat pengasuhan otoritatif yang cenderung sedang. Self-regulated
learning dan pengasuhan otoritatif orang tua juga terbukti memiliki korelasi positif
dengan prestasi siswa. Begitu pula dengan dimensi-dimensi pembentuk self-regulated
learning dan pengasuhan otoritatif orang tua yang terbukti memiliki korelasi positif
dengan prestasi siswa. Namun, tidak ditemukan korelasi antara dimensi penerimaan-
keterlibatan orang tua dengan prestasi siswa pada konteks ini. Lebih lanjut, hasil
penelitian ini menunjukan bahwa jenis kelamin memengaruhi hubungan antara tingkat
self-regulated learning dan tingkat pengasuhan otoritatif orang tua dengan tingkat
prestasi siswa dalam model elaborasi spesifikasi.
Deskripsi Lengkap