Layanan sosial terpadu dalam bentuk single window services (SWS) merupakan
salah satu inisiatif kebijakan yang dikembangkan oleh Kementerian Sosial. Intervensi
pemerintah dalam bentuk layanan sosial terpadu ini adalah upaya mengatasi dugaan
fragmentasi pada pelayanan sosial dan penyaluran bantuan sosial. Hasil penelitian
sebelumnya memperlihatkan model kebijakan layanan terpadu diklaim dapat
menghasilkan tiga keunggulan komparatif: integrasi multi layanan, efisien dalam
implementasi dan kepuasan pelayanan masyarakat. Namun dalam implementasinya
masih ditemui banyak kendala pada aspek input sampai dengan aspek proses/kegiatan
pada pelaksanaan program. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi yang berusaha
melihat efektivitas dan relevansi sistem layanan dan rujukan terpadu (SLRT). Dalam
mengevaluasi program SLRT digunakan pendekatan kualitatif melalui teknik
pengumpulan data wawancara, observasi, dan penelusuran dokumen, dengan kerangka
pemikiran penelitian yang diadaptasi dari model evaluasi Dale. Untuk mendukung model
evaluasi Dale penulis melakukan analisis SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan,
pertama dominan ego sektoral antarlembaga dan mis-persepsi dan komunikasi antara
keduanya, sehingga mengurangi mutu efektivitas program. Kedua, belum optimalnya
akses penerima manfaat (masyarakat miskin dan rentan miskin, serta penyandang
masalah sosial lainnya) dengan layanan-layanan sosial yang ada di pusat dan daerah,
sehingga mengurangi mutu relevansi program. Ketiga, masih minimnya supplementary
services (layanan tambahan) program. Keempat, minimnya instrumen di tingkat
implementasi program.
Deskripsi Lengkap