Pasar Tenaga Kerja luar negeri mengantarkan pekerja Indonesia dengan kualifikasi rendah pada pekerjaan di sektor informal bidang Perikanan, yaitu Awak Kapal Perikanan (AKP). Di satu sisi penggunaan AKP dari Indonesia membantu meningkatkan penyerapan tenaga kerja dalam negeri, namun pada kondisi rill para AKP Migran dihadapkan pada praktik-praktik yang melanggar hak ketenagakerjaannya. Lebih dari itu, di negara penempatan para AKP migran mengalami praktik forced
labour yang bukan hanya mengingkari hak nya sebagai tenaga kerja namun juga sebagai manusia. Berdasarkan pemetaan pada studi-studi sebelumnya, fenomena ?eksploitasi tenaga kerja? dikaitkan dengan dimensi fungsional dari kebijakan dan regulasi serta kaitannya dengan tindakan rasional dalam konteks ekonomi. Pada penelitian dengan pendekatan studi kasus AKP migran di Kapal Berbendera Taiwan ini, faktor tersebut belum secara komprehensif menangkap kompleksitas praktik forced labour yang berlangsung secara kontinu pada AKP migran Indonesia mulai dari prosedur rekrutmen hingga penempatan yang seluruhnya lekat dengan penyebab kerentanan pada AKP migran. Dengan menggunakan analisa institusional, temuan menunjukan dinamika antara institusi dan aktor pada pasar tenaga kerja mengabaikan aspek mikro yang penting untuk ditransformasi guna mengeliminasi praktik forced labour. Pengabaian pada aspek kognitif dalam konteks sosial-ekonomi membangun gap yang cukup besar
Deskripsi Lengkap