Tesis ini bertujuan untuk menganalisis upaya ilmuwan diaspora (scientific diaspora) Indonesia dalam pembingkaian terminologi brain drain di Indonesia. Kerangka ilmu hubungan internasional yang digunakan untuk mengkaji topik ini adalah perspektif konstruktivisme dan liberalisme dari pemikiran Yossi Shain dan Aharon Barth. Adapun analisis bentuk upaya tersebut akan dijelaskan menggunakan tipologi taktik Transnational Advocacy Network (TAN) dari Keck dan Sikkink. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara (data primer) dan teks berupa artikel media masa, jurnal, laporan, serta dokumen terkait (data sekunder). Hasil temuan penelitian ini menunjukkan 4 hal. Pertama, peran sebagai TAN yang juga menjalankan fungsi komunitas epistemik memudahkan ilmuwan diaspora mempengaruhi kebijakan pemerintah. Kedua, relasi antar aktor ini bersifat politis dan sangat dipengaruhi oleh motif ilmuwan diaspora dan rezim pemerintah yang sedang berkuasa. Ketiga, relasi ilmuwan diaspora Indonesia dengan negara menggeser perspektif nasionalisme ke perspektif globalisasi yang membingkai brain drain sebagai brain circulation. Terakhir, dari empat taktik yang digunakan taktik politik informasi dan politik pengaruh adalah yang paling dominan dilakukan dan mempengaruhi upaya ilmuwan diaspora Indonesia dalam membingkai terminologi brain drain di Indonesia.
Deskripsi Lengkap