Pada September 2019, setelah melalui masa pemilihan umum dan menuju pergantian
anggota DPR yang baru, terdapat aksi politik anak muda yang dikenal dengan sebutan
#ReformasiDikorupsi. Penelitian ini meneliti pengguna-pengguna Twitter Indonesia
dalam partisipasi mereka terhadap kasus #ReformasiDikorupsi. Terdapat empat variabel
dalam penelitian ini: (1) Partisipasi politik digital, (2) Social Technographic Profile, (3)
Generasi, (4) dan Tingkat Pendidikan. Untuk variabel partisipasi politik digital, peneliti
menggabungkan lima konsep partisipasi politik digital oleh Segesten dan Bosetta (2017),
Bakker dan Vreese (2011), dan dua penelitian terpisah yang dilakukan oleh Pew Research
(2018). Penelitian ini menggunakan metode survei dengan sampel convenience karena
tidak adanya data lengkap seluruh pengguna Twitter di Indonesia. Jumlah sampel yang
terkumpul sebanyak 1.098 responden. Setelah hasil survei terkumpul, peneliti melakukan
uji Chi-Square dan Crosstab. Hasil uji Chi-Square menunjukkan terdapat Hubungan
antara (1) Variabel Social Technographic Profil dengan Kategori Promosi, (2) Variabel
Social Technographic Profil dengan Kategori Instruksi, (3) dan Variabel Generasi dengan
Kategori Promosi. Hasil analisis Crosstab menunjukkan semakin tinggi kategori Social
Technographic Profile seseorang, maka semakin besar kemungkinan ia melakukan 4 dari
5 indikator Partisipasi Politik Digital. Kemudian, semakin tinggi/tua kategori Generasi
seseorang, maka semakin besar kemungkinan ia melakukan 2 dari 5 indikator Partisipasi
Politik Digital, yakni kategori Promosi dan kategori Instruksi. Dan terakhir, semakin
tinggi kategori Tingkat Pendidikan seseorang, maka semakin besar kemungkinan ia
melakukan indikator kategori Promosi.
Deskripsi Lengkap