Konstruksi gender yang didasarkan pada pandangan yang dikotomi berimplikasi pada
perbedaan peran dan penggunaan ruang khususnya dalam konteks pekerjaan. Keterlibatan
perempuan dalam dunia kerja menyebabkan perempuan mendapatkan pengawasan yang
didasarkan pada norma kodrat perempuan karena berada di luar lingkungannya seperti berupa
pengaturan jam malam dan beban ganda. Pengawasan tersebut membuat perempuan pekerja
mengawasi tindakannya agar tetap sesuai dengan norma kodrat perempuan yang ada di
masyarakat sebagai bentuk praktik performative regulation. Penelitian ini menggunakan
pendekatan etnografi dengan metode observasi dan wawancara mendalam serta teknik hybrid
yang menggabungkan pengumpulan data secara online dan offline untuk menyesuaikan
dengan situasi pandemi Covid-19 yang sedang terjadi. Informan penelitian dalam penelitian
ini adalah perempuan pekerja di Gang Bebas, Kota Batu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten
Bogor juga masyarakat sekitar sebagai informan pendukung. Hasil dari penelitian ini adalah
dikotomi domain domestik dan publik menjadi tidak relevan dalam konteks perempuan
pekerja. Pengawasan pada perempuan pekerja justru membuat mereka melakukan negosiasi
dengan memiliki persepsi tersendiri terhadap domain domestik dan publik melampaui
pandangan yang dikotomi sebagai bentuk produksi kekuasaan sehingga dapat berperan di
domain publik dengan berbagai cara.
Deskripsi Lengkap