Deskripsi Lengkap

Disertasi
No. Panggil 0004-2021/EDS-Ant Rud k
Judul Kelenturan Relasi dan Rasa Keterhubungan Dalam Ruang Pluralitas. Studi Antropologi Terhadap Etnis Bugis dan Etnis Ambon di Maluku
Pengarang Rudolf Rahabeath
Penerbit dan Distribusi 2021
Subjek
Kata Kunci relasi , Bugis, Ambon, kelenturan, rasa keterhubungan, transformasi
Lokasi
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
0004-2021/EDS-Ant Rud k 0004-2021/EDS-Ant Rud k TERSEDIA
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 77414
Sampul
Abstrak
Penelitian dengan subjek etnisitas ini hendak menegaskan bahwa isu etnisitas merupakan subjek yang penting dan urgen dalam studi antropologi. Selain fakta merebaknya konflik antar etnis di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, namun studi-studi tentang relasi antar etnik mesti keluar dari jebakan romantisme dan atau pesimisme. Saya berargumen bahwa tiap-tiap etnis memiliki kekuatan dan kelemahannya, juga terdapat potensi transformatif dan destruktif dari struktur dan aktor di bidang keagamaan, ekonomi, pendidikan, dan sosial politik. Relasi dan interaksi antar etnis turut memperkuat rasa keterhubungan sebagai salah satu elemen utama dalam merawat integrasi sosial. Melalui studi ini saya menunjukan bahwa relasi antar etnik yang terjadi di Maluku antar etnis Bugis dan etnis Ambon turut memberi pengayaan terhadap konsep teoretik relasi etnis juga memberi kontribusi signifikan bagi kebijakan sosial budaya dalam konteks masyarakat plural. Guna memeroleh data dan informasi yang valid terkait subjek penelitian ini maka observasi partisipatif, wawancara mendalam serta life history digunakan sebagai metode pengumpulan data. Riset dilakukan di pulau Ambon ditambah penelitian singkat di Bone dan Makasar yang bertujuan mengkonfirmasi data-data dan temuan riset di Ambon. Adapun subjek penelitian mencakup aktor negara, tokoh adat dan agama, pelaku ekonomi, pendidik serta masyarakat awam. Selain itu, riset ini diperkaya pula dengan telaah pustaka, khususnya sumber-sumber sejarah dan historitas etnis Bugis dan Ambon. Penelitian ini menemukan adanya diversitas kekayaan tiap-tiap etnis dalam interaksi dan relasinya pada ruang sosial. Etnis Bugis maupun masyarakat setempat (etnis Ambon) memiliki kemampuan artikulasi dan adaptasi serta strategi untuk menjadikan perjumpaan itu saling menguntungkan, walau bukan berarti tanpa ketegangan dan konflik sama sekali. Penelitian ini juga menemukan fenomena melemahnya pranata budaya lokal seperti Pela, peran negara yang ambigu serta kontribusi masyarakat sipil dalam transformasi sosial. Pada tataran masyarakat bawah (grassroots) terdapat dinamika kreatif yang berperan mentransformasi relasi antar etnis sehingga turut memperkuat kohesi sosial dan rasa keterhubungan antar etnis. Selain itu, studi ini berkontribusi teoretik terhadap konsep kelenturan relasi antar etnis dan menguatnya rasa keterhubungan di ruang pluralitas.