Penelitian dengan subjek etnisitas ini hendak menegaskan bahwa isu etnisitas merupakan
subjek yang penting dan urgen dalam studi antropologi. Selain fakta merebaknya konflik
antar etnis di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, namun studi-studi tentang
relasi antar etnik mesti keluar dari jebakan romantisme dan atau pesimisme. Saya
berargumen bahwa tiap-tiap etnis memiliki kekuatan dan kelemahannya, juga terdapat
potensi transformatif dan destruktif dari struktur dan aktor di bidang keagamaan, ekonomi,
pendidikan, dan sosial politik. Relasi dan interaksi antar etnis turut memperkuat rasa
keterhubungan sebagai salah satu elemen utama dalam merawat integrasi sosial. Melalui
studi ini saya menunjukan bahwa relasi antar etnik yang terjadi di Maluku antar etnis Bugis
dan etnis Ambon turut memberi pengayaan terhadap konsep teoretik relasi etnis juga
memberi kontribusi signifikan bagi kebijakan sosial budaya dalam konteks masyarakat
plural.
Guna memeroleh data dan informasi yang valid terkait subjek penelitian ini maka observasi
partisipatif, wawancara mendalam serta life history digunakan sebagai metode pengumpulan
data. Riset dilakukan di pulau Ambon ditambah penelitian singkat di Bone dan Makasar
yang bertujuan mengkonfirmasi data-data dan temuan riset di Ambon. Adapun subjek
penelitian mencakup aktor negara, tokoh adat dan agama, pelaku ekonomi, pendidik serta
masyarakat awam. Selain itu, riset ini diperkaya pula dengan telaah pustaka, khususnya
sumber-sumber sejarah dan historitas etnis Bugis dan Ambon.
Penelitian ini menemukan adanya diversitas kekayaan tiap-tiap etnis dalam interaksi dan
relasinya pada ruang sosial. Etnis Bugis maupun masyarakat setempat (etnis Ambon)
memiliki kemampuan artikulasi dan adaptasi serta strategi untuk menjadikan perjumpaan itu
saling menguntungkan, walau bukan berarti tanpa ketegangan dan konflik sama sekali.
Penelitian ini juga menemukan fenomena melemahnya pranata budaya lokal seperti Pela,
peran negara yang ambigu serta kontribusi masyarakat sipil dalam transformasi sosial. Pada
tataran masyarakat bawah (grassroots) terdapat dinamika kreatif yang berperan
mentransformasi relasi antar etnis sehingga turut memperkuat kohesi sosial dan rasa
keterhubungan antar etnis. Selain itu, studi ini berkontribusi teoretik terhadap konsep
kelenturan relasi antar etnis dan menguatnya rasa keterhubungan di ruang pluralitas.
Deskripsi Lengkap