Kajian ini menganalisis sikap dan kebijakan yang diambil Turki dalam berelasi
dengan sekutu NATO-nya terkait permasalahan pasukan Kurdi Suriah. Tidak puas
dengan sikap NATO yang mendukung pasukan Kurdi Suriah, pemerintahan Erdogan
memutuskan untuk bertindak secara sepihak dan melancarkan tiga operasi militer di
Suriah demi menghancurkan pasukan Kurdi Suriah. Unit Perlindungan Rakyat (YPG)
dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) merupakan kelompok milisi Kurdi di Suriah
yang dianggap sebagai ancaman terorisme bagi Turki tetapi tidak bagi NATO. Kajian
ini menganalisis relasi Turki-NATO melalui persepsi ancaman terhadap YPG/SDF
akibat minimnya literatur yang membahas topik tersebut. Dengan menggunakan
kerangka kerja analisis Oposisi Intra Aliansi dari Oya Dursun Ozkanca dan Dilema
Keamanan Aliansi dari Glenn Snyder, serta metode penelitian causal-process tracing,
kajian ini menemukan bahwa penyebab dari sikap oposisi Turki terhadap NATO
adalah karena tidak terpenuhinya indikator komitmen dari variabel fear of
entrapment. Penulis berargumen bahwa tidak terpenuhinya komitmen dari
NATO/Amerika Serikat dalam menyediakan dukungan baik fisik maupun retorik,
sepanjang tiga operasi militer Turki, menyebabkan fear of abandonment Turki.
Deskripsi Lengkap