Tulisan ini menjelaskan mengapa suatu negara mempertahankan kerjasama keamanan
dengan negara lain sekalipun hubungan keduanya sedang memburuk. Analisis dalam
tesis ini menggunakan konsep aliansi semu (quasi-alliance) untuk menjelaskan
perilaku Korea Selatan yang membatalkan rencananya keluar dari GSOMIA pada
tahun 2019, di tengah friksi yang kian memanas dengan Jepang. Hasil dari penelitian
yang menggunakan metode kualitatif-deduktif ini menunjukkan bahwa Korea Selatan
berada pada posisi takut akan ditinggalkan (abandonment fears) oleh aliansi; Amerika
Serikat sebagai negara patron (pelindung) dan Jepang sebagai mitra aliansi semu bagi
Korea Selatan. Hal ini dipengaruhi oleh ketidakpastian komitmen dan kurang
harmonisnya hubungan dengan Amerika Serikat di masa pemerintahan Presiden
Trump, yang memperparah persepsi terhadap ancaman eksternal yang dirasakan oleh
Korea Selatan. Korea Selatan beranggapan bahwa Jepang adalah pilihan mitra kerja
sama keamanan dalam kawasan yang paling memungkinkan untuk saat ini, sehingga
memutuskan untuk tetap melanjutkan kerja sama GSOMIA dan berkompromi terhadap
ketegangannya yang sedang memanas dengan Jepang.
Deskripsi Lengkap