Penelitian ini bertujuan menggambarkan mekanisme perlindungan sosial (social
assistance, social insurance, social care, dan informal social protection) yang dapat
dilihat dari bentuk-bentuk konversi kapital seperti kapital sosial, kapital politik, kapital
ekonomi, kapital personal, kapital budaya, dan kapital digital. Penelitian dilakukan pada
masa pandemi Covid-19 di tiga Paguyuban Wayang Kulit di Yogyakarta yakni
Paguyuban Wayang Kulit WL, Paguyuban Wayang Kulit GP, dan Paguyuban Wayang
Kulit SK. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
studi kasus dengan teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan etnografi
digital (digital ethnography) media sosial seperti Youtube dan Instagram. Ketiga
Paguyuban Wayang Kulit tersebut dipilih karena mereka masih mampu bertahan di masa
pandemi Covid-19 dengan tetap menyelenggarakan pementasan wayang kulit secara
virtual. Hasil temuan penelitian ini adalah bentuk perlindungan sosial yaitu social
assistance, social insurance, social care, dan informal social protection bisa berbentuk
formal maupun informal, yang ditemukan pada bentuk-bentuk kapital yang ada di
Paguyuban Wayang Kulit. Kapital-kapital tersebut mendukung para paguyuban
melakukan pementasan virtual di masa pandemi Covid-19. Terlebih lagi, kapital digital
bermanfaat secara langsung sebagai perlindungan sosial di masa pandemi Covid-19,
ketika ada pelarangan pertunjukan seni budaya secara luring yang menimbulkan
kerumunan, maka pementasan wayang kulit virtual menjadi solusinya. Dengan demikian,
pemerintah perlu membuat kebijakan yang mengarah kepada dukungan kapital digital
untuk para seniman tradisi. Apalagi, di era teknologi saat ini, seniman harus beradaptasi
dengan teknologi agar dapat bertahan dari guncangan sosial maupun ekonomi, dan
mengikuti perkembangan zaman.
Deskripsi Lengkap