Kebutuhan pemuda atas minimnya wadah untuk menyalurkan idenya dalam pembangunan
melalui mekanisme Musrenbang. Ditindak lanjuti oleh upaya Bappeda bekerjasama dengan
Komunitas Lokal Tangsel Creative Foundation melalui Program Tangsel Youth Planner ini
yang secara eksplisit mereka akan timbul kepedulian dan keinginan untuk bisa berpartisipasi
aktif dalam Musrenbang yang diadakan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, hasil
dari penelitian ini adalah Bappeda Kota Tangerang Selatan menjalankan peran inisiator,
fasilitator dan broker dalam melibatkan partisipasi masyarakat pada proses perencanaan
pembangunan. Ketiga peran tersebut terlihat dalam implementasi Program Tangsel Youth
Planner yang mempergunakan dua metode: pembekalan dan praktik. Kedua metode tersebut
dilaksanakan dengan menekankan keberlanjutan program dan pendekatan interdisiplin yang
bersifat intervensionis. Bappeda bekerjasama dengan komunitas lokal Tangsel Creative
Foundation melalui peran dan impelementasinya melakukan pendampingan kepemimpinan
pemuda untuk meningkatkan partisipasi aktif pemuda pada bidang pembangunan. Hal
signifikan tentang terlaksananya partisipasi khususnya dalam merespon kebutuhan
pembangunan kepemudaan dalam penelitian ini adalah adanya peran pemuda atas kepedulian
terhadap masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi serta kepedulian terhadap lingkungan
hidup serta turut meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat. Kemudian pemuda
mendapatkan akses untuk pengembangan diri dan kesempatan berperan dalam perencanaan.
Dengan model partisipasi pemuda tokenisme yakni menginformasikan dan
mempertimbangkan.
Deskripsi Lengkap