Tiongkok merupakan salah satu perekonomian terbesar di dunia pada saat ini, disebabkan
oleh pertumbuhan ekonominya yang pesat dan konsisten selama tiga dekade terakhir.
Sebagai emerging economic power, investasi keluar menjadi salah satu prioritas untuk
terus mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunannya. Pada tahun 2007,
Tiongkok mendirikan Sovereign Wealth Fund bernama China Investment Corporation
(CIC) untuk mengelola dan menginvestasikan dana negaranya. Seiring waktu, CIC
menjadi kendaraan investasi yang diandalkan untuk menghasilkan keuntungan. Untuk itu,
CIC pun mengeksplorasi berbagai instrumen dan model berinvestasi, salah satunya dalam
bentuk investasi co-investment yang dilakukan dalam kerja sama dengan pihak swasta.
Namun, iklim ketegangan dan kompetisi dagang dan investasi antara Tiongkok dan
Amerika Serikat menuai pertanyaan dan kekhawatiran tentang motif politik dan strategis
di balik strategi investasi CIC. Oleh karena itu, penulis menggunakan kerangka analisis
Macro-Framework of Foreign Economic Policy untuk memahami faktor-faktor
pendorong di balik investasi CIC dan kerja samanya di China-US Industrial Cooperation
Fund. Pada umumnya, kerangka ini menjelaskan bahwa terdapat tiga variabel utama yang
mendorong Tiongkok, melalui CIC, untuk memanfaatkan kerja sama dan kemitraan
adaptif demi mencapai kepentingan tertentu. Melalui penelitian ini, penulis menemukan
bahwa CIC memanfaatkan kerja sama China-US Industrial Cooperation Fund untuk
mengamankan akses investasi ke pasar AS dan menghindari rezim pengawasan investasi
asing di AS.
Deskripsi Lengkap