Penelitian ini menganalisis bagaimana fungsi boundary spanning pada humas
sebagai organ dalam KPEI sebagai salah satu Organisasi Regulator Mandiri Pasar
Modal Indonesia dalam menepis informasi keliru serta intervensi eksternal dan
memberikan pemahaman yang memadai tentang perusahaan kepada pihak
eksternal. Adanya gap signifikan antara tingkat literasi keuangan publik terhadap
investasi keuangan pasar modal yang masih rendah dengan inklusi layanan keuangan
yang relatif tinggi menjadi salah satu penyebab masih adanya asymmetric
information pada investasi pasar modal Indonesia. Hasil temuan menunjukkan
bahwa secara keseluruhan humas telah memanfaatkan perangkat-perangkat
komunikasi perusahaan dalam upaya menjaga keberlangsungan proses inti
perusahaan sekaligus berperan dalam melakukan komunikasi edukasi dan
sosialisasi pasar modal kepada publik untuk menciptakan kepercayaan dan
kenyamanan pasar. Namun, dalam memenuhi ekspektasi pasar dan perkembangan
teknologi dan minat investasi yang terus meningkat, telah disadari masih terdapat
tantangan dalam melakukan komunikasi perusahaan secara efektif yang terus
diupayakan melalui kegiatan dan inisiatif baik yang bersifat jangka pendek dan
jangka panjang.
Deskripsi Lengkap