Globalisasi, sebagai sebuah proses yang telah mengubah isu kesehatan menjadi masalah
global, memicu perkembangan kajian tata kelola kesehatan global dalam Ilmu Hubungan
Internasional. Karakter tata kelola kesehatan global yang multisektor dan multiaktor
membuat kerja sama kesehatan tidak lagi eksklusif milik World Health Organization
(WHO). Tulisan ini bertujuan untuk memetakan perkembangan literatur akademis
mengenai peran WHO dalam dua dekade terakhir. Tulisan ini berusaha memahami
bagaimana literatur menjelaskan dinamika peran WHO dalam menghadapi tantangan
kesehatan baru di tengah perubahan lanskap tata kelola kesehatan global. Dengan
menggunakan metode tipologi, tulisan ini mengidentifikasi dua fenomena: pertama, peran
WHO dalam menghadapi krisis kesehatan global; dan kedua, posisi WHO di tengah
institusi kesehatan global lain. Pada fenomena pertama, mayoritas literatur menilai power
dan political willingness negara dalam mematuhi WHO, otoritas WHO yang terbatas, dan
mekanisme pendanaan WHO menjadi faktor penyebab penurunan peran organisasi sejak
revisi International Health Regulation (IHR) tahun 2005. Pada fenomena kedua,
mayoritas literatur menilai legitimasi dan normative power WHO sebagai keunggulan
yang menjadikan organisasi ini tetap relevan sebagai aktor kunci dan aktor utama dalam
tata kelola dan kerja sama kesehatan global. Tulisan ini menyimpulkan bahwa dinamika
peran WHO dalam tata kelola kesehatan global merupakan manifestasi adaptasi
organisasi terhadap dinamika politik. Tulisan ini mengidentifikasi beberapa temuan dan
celah dalam literatur. Pertama, literatur mengenai peran WHO didominasi oleh
pendekatan principal-agent dan legal. Kedua, literatur memberikan perhatian besar pada
topik krisis kesehatan global yang berupa penyakit menular, namun jarang membahas
topik penyakit tidak menular serta program kesehatan penting lain. Ketiga, literatur yang
ditulis dalam satu dekade terakhir fokus pada kritik bagi kegagalan organisasi. Keempat,
aspek multisektor dan multiaktor dalam tata kelola kesehatan global masih belum dibahas
secara mendalam. Kelima, tulisan akademis yang membahas peran WHO dalam
menghadapi COVID-19 masih terbatas.
Deskripsi Lengkap