Kebijakan luar negeri Korea Selatan hadir sebagai sebuah fenomena hubungan internasional
pascakemerdekaan Korea Selatan pada tahun 1948 dan kini menjadi salah satu middle power
yang memainkan peran yang signifikan baik pada tingkat regional maupun global. Meskipun
begitu, kajian terhadap kebijakan luar negeri Korea Selatan masih terbatas dalam kajian studi
Ilmu Hubungan Internasional dan cenderung didominasi oleh kajian terhadap negara-negara
besar di kawasan, seperti Tiongkok dan Jepang, serta regionalisme yang berpusat pada
ASEAN. Dengan demikian, tulisan ini bermaksud untuk melakukan tinjauan pustaka terhadap
perkembangan literatur kebijakan luar negeri Korea Selatan dengan menelaah 74 literatur
dalam rentan waktu tahun 1980 hingga sekarang. Dengan menggunakan metode taksonomi,
penulis mengelompokkan topik kebijakan luar negeri Korea Selatan menjadi lima tema utama,
yaitu: (1) identitas nasional kebijakan luar negeri Korea Selatan; (2) hubungan antar-Korea
dalam kebijakan luar negeri Korea Selatan; (3) middlepowermanship dalam kebijakan luar
negeri Korea Selatan; (4) lingkup kawasan kebijakan luar negeri Korea Selatan; dan (5)
bahasan minor dalam kebijakan luar negeri Korea Selatan. Tinjauan pustaka ini mencakup
sejumlah konsensus, perdebatan, dan kesenjangan yang ditemukan dalam topik ini. Hasil
tinjauan menunjukkan bahwa literatur kebijakan luar negeri Korea Selatan meningkat seiring
dengan keaktifan dan keterlibatan Korea Selatan dalam berbagai kerja sama regional dan
internasional pada abad ke-21 dengan berperan sebagai negara middle power. Hal ini
ditunjukkan dengan dominannya tema middlepowermanship Korea Selatan dalam literatur
kebijakan luar negeri Korea Selatan. Sementara itu, perspektif realisme muncul sebagai
perspektif yang dominan untuk digunakan. Meskipun begitu, tinjauan juga menyoroti adanya
penggunaan yang cukup merata antara tiga perspektif utama dalam studi Ilmu Hubungan
Internasional, yakni realisme, liberalisme, dan konstruktivisme.
Deskripsi Lengkap