Persepsi risiko adalah konstruk penting yang biasanya digunakan untuk memahami perilaku kesehatan individu. Penilaian subjektif individu tentang adanya kemungkinan negatif dapat mempengaruhi keinginannya untuk melakukan sebuah perilaku. Berbagai penelitian terdahulu telah mengindentifikasi faktor sosiopsikologis yang dapat mempengaruhi intensi perilaku dalam konteks yang beragam. Hal ini menjadi penting bagi komunikasi risiko dan kesehatan dalam mempersiapkan publik yang berisiko. Namun, belum banyak yang mendiskusikan bagaimana variabel anteseden tersebut dapat berpengaruh terhadap persepsi risiko dan intensi perilaku pada konteks pandemi. Melalui tinjauan literatur, penelitian ini mengidentifikasi sejumlah konstruk dan menyusun model konseptual yang dapat menunjukkan pengaruh variabel anteseden terhadap persepsi risiko dan intensi penggunaan masker. Data empiris diperoleh melalui survei pada masyarakat Kota Denpasar berusia 17-30 tahun (n=212). Selanjutnya, data dianalisis menggunakan metode partial least squares-structural equation modeling (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi risiko memiliki pengaruh signifikan pada intensi penggunaan masker. Selain itu, diskusi interpersonal, kepercayaan pada media, kepercayaan pada pemerintah, dan kemampuan pencarian informasi juga dapat berpengaruh pada persepsi risiko. Paparan media dan paparan internet justru tidak memiliki pengaruh signifikan pada persepsi risiko. Kepercayaan efikasi memiliki pengaruh signifikan paling besar pada intensi penggunaan masker. Penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi risiko dapat dipengaruhi oleh kepercayaan individu pada institusi, diskusi interpersonal, juga kemampuan pencarian informasi. Sedangkan, intensi penggunaan masker dapat dipengaruhi oleh kepercayaan efikasi dan persepsi risiko. Penelitian ini juga memiliki implikasi pada komunikasi risiko dan kesehatan.
Deskripsi Lengkap