Deskripsi Lengkap

Tesis
No. Panggil 0092-2021/ETS-Kom Nad k
Judul Komunikasi Krisis dan Risiko Darurat dalam Manajemen Krisis Bencana Alam (Analisis Komparatif Penanggulangan Krisis Sebelum dan Sesudah Erupsi Merapi 2010)
Pengarang Nadia Febriani
Penerbit dan Distribusi 2021
Subjek Komunikasi Krisis dan Risiko Darurat, Teori Komunikasi Krisis Situasional, Manajemen Krisis, Penanggulangan Bencana, Gunung Merapi
Kata Kunci Komunikasi Krisis dan Risiko Darurat, Teori Komunikasi Krisis Situasional, Manajemen Krisis, Penanggulangan Bencana, Gunung Merapi
Lokasi
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
0092-2021/ETS-Kom Nad k 0092-2021/ETS-Kom Nad k TERSEDIA
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 77559
Sampul
Abstrak
Momentum bencana alam erupsi Merapi 2010 yang menelan banyak korban menjadi pembelajaran bagi pihak penanggulangan bencana alam dan masyarakat Merapi. Manajemen penanggulangan krisis bencana alam Kabupaten Sleman mendapat sorotan atas beragam evaluasi penanggulangan bencana erupsi 2010 yang sangat jauh dari ideal, terutama pada manajemen komunikasi krisis. Penelitian ini akan melihat bagaimana fenomena bencana tersebut menjadi momen pembelajaran bagi stakeholder penanggulangan bencana dalam memperbaiki dan menentukan strategi penanganan komunikasi krisis yang lebih baik dengan merujuk pada Teori Komunikasi Krisis Situasional (SCCT). Penilaian terhadap perubahan komunikasi krisis akan dianalisa dengan menggunakan kerangka dari Model Komunikasi Krisis dan Risiko Darurat (CERC) yang membagi tahapan komunikasi krisis dalam tahapan pre-krisis, initial event, maintenance, resolution, dan evaluation. Penelitian ini melakukan analisis komparatif dengan metode pendekatan penelitian studi kasus. Data diperoleh menggunakan teknik wawancara mendalam dengan empat orang informan dari tiga unsur/lembaga berbeda yakni dua informan dari BPBD Kabupaten Sleman, satu informan dari BPPTKG dan satu informan warga. Hasil menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran penanggulangan krisis, terdapat perubahan signifikan dalam manajemen komunikasi krisis, yakni berkaitan dengan aspek budaya, teknologi, administrasi, mitigasi, dan kapasitas masyarakat. Akan tetapi, perubahan ternyata membawa kendala dan permasalahan baru yakni berkaitan dengan difusi informasi, gap literasi, serta kendala teknis pada perangkat teknologi peringatan darurat yang mempengaruhi efektivitas dalam penerapan komunikasi krisis dan risiko darurat.