Riset ini mengkaji peran perempuan influencer dari kelompok etnis Papua dalam melakukan perlawanan terhadap hegemoni kecantikan ideal Indonesia yang terpengaruh oleh idealisme Barat seperti rambut lurus, kulit putih, dan tubuh ramping. Nilai-nilai kecantikan merupakan bagian dari ideologi yang disebarkan melalui budaya popular untuk mempertahankan kekuasaan kelompok dominan atas kelompok subordinat. Para sarjana telah mencatat inovasi teknologi aplikasi berbasis berbagi foto memungkinkan non-profesional untuk berpartisipasi dalam produksi budaya untuk menantang standar kecantikan ideal dan menyebarkan nilai- nilai kecantikan yang saling bertentangan (Serafinelli, 2018; Hassan, 2018; Wuri & Tambunan, 2018; Cohen et al, 2019; Lazuka et al, 2019). Penelitian kualitatif ini menggunakan strategi etnodigital dengan metode wawancara dan observasi pada akun Instagram influencer perempuan Papua. Akun @jenikaray, @monalisasembor, dan @angelicasov__ menggunakan representasi daring dari tubuh mereka untuk mengubah standar, norma, dan praktik kecantikan elit yang selama ini dinormalisasi dalam media dominan seperti TV dan iklan. Berdasarkan temuan penelitian, para influencer ini merupakan apa yang disebut Gramsci (1971) sebagai intelektual organik yang menggunakan kekuatan sosialnya untuk berupaya menentang bentuk hegemoni kecantikan ideal melalui media sosial, dengan menggunakan representasi media, melakukan edukasi praktik budaya kecantikan baru, serta mempromosikan produk kecantikan dan mode yang mendukung keberagaman.
Deskripsi Lengkap