Kepemimpinan strategis merupakan faktor kunci keberhasilan penanganan krisis. Dalam kepemimpinan strategis, terdapat aspek komunikasi krisis yang berguna dalam menyampaikan pesan penting kepada publik. Menurut Guillot, kepemimpinan strategis adalah kepemimpinan yang menghubungkan tujuan yang ingin dicapai, cara yang digunakan, serta alat untuk menjalankan cara tersebut. Komunikasi krisis sebagai bagian dari kepemimpinan strategis dianalisis menggunakan teori retorika yang memiliki unsur ethos, pathos, dan logos. Paradigma penelitian ini adalah post-positivisme. Data penelitian mengandalkan studi dokumen berupa data regulasi, data kasus Covid-19, artikel pemberitaan dari Kompas dan Detik terkait Covid-19 di DKI Jakarta, serta wawancara dengan pemangku kepentingan di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan data yang diperoleh, kepemimpinan strategis dalam masa krisis pada masa PSBB tahun 2020 tidak berjalan efektif sebagaimana terlihat dari tren kasus positif Covid- 19 yang terus mengalami peningkatan dan menyebar luas serta banyaknya pelanggaran yang terjadi. Namun, komunikasi krisis yang semestinya menekankan pada kepemimpinan strategis, tidak berjalan efektif. Komunikasi krisis dilakukan pemimpin adalah memberikan rasa tenang alih-alih kewaspadaan dan ketaatan pada regulasi.