Kemampuan literasi siswa Indonesia yang masih tergolong rendah sedikit banyak dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang diaplikasikan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Kualitas guru sebagai fasilitator pembelajaran berkaitan dengan kompetensi komunikasinya dalam kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mengidentifikasi bagaimana kompetensi komunikasi guru sebagai komunikator dalam pelaksanaan program GLS sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang giat melakukan kegiatan literasi. Penelitian ini menggunakan konsep kompetensi komunikasi guru Rubin & Feezel (1986). Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara mendalam terhadap lima orang narasumber, tiga orang guru sebagai narasumber utama, serta kepala sekolah, dan satu orang siswa. Riset ini menemukan bahwa kompetensi komunikasi guru terlihat dari fleksibilitas dan perhatian guru terhadap siswa hingga dapat berkomunikasi dengan efektif dan sesuai. Komunikasi antara guru dan siswa dapat berjalan dengan baik karena adanya fleksibitas guru. Guru yang bisa mendengarkan dan menerima aspirasi siswa, senantiasa mencari tahu apa yang memiliki keterkaitan dengan siswa, menjadikan siswa sebagai temannya namun tetap dapat bersikap tegas dalam konteks tertentu, dan senantiasa mencari celah untuk menarik perhatian siswa agar siswa tetap termotivasi untuk mengikuti kegiatan literasi.
Deskripsi Lengkap