Deskripsi Lengkap

PengarangYudhi Mahatma
JudulSIMULASI KOMUNIKASI : Studi Hermeneutika Tentang Pencitraan, Simulasi, dan Hiperrealitas Dalam Strategi Pertumbuhan Bisnis Platform Digital Media Pascainternet
Pembimbing/SupervisorDr. J. Haryatmoko, SJ.
Bahasa UtamaIND
AbstrakNew Media ?yang dipahami sebagai segala produk teknologi digital media berbasis internet, terbukti memampukan antarmanusia untuk saling terhubung seketika (real time), interaktif, di ruang yang sama (virtual / cyberspace), dan tanpa jeda. Teknologi digital media tersebut menawarkan konektivitas, kecepatan akses, serta jaminan transmisi informasi. Antarmanusia mampu membangun relasi tanpa kehadiran fisik. Bisa sangat intim bahkan. Produsen teknologi menempatkan pengguna untuk selalu terhubung melalui layanan platformnya, dengan begitu seduktif dan menyatu (hybrid) dengan new media. Kajian ini menyoal tentang strategi produsen teknologi ?pihak eksekutif (CEO) Google dan Facebook?, dalam mempresentasikan melalui pernyataan testimoni di hadapan kongres Amerika Serikat. Di mana kedua korporasi tersebut menghadapi isu dominasi bisnis platform digital media pascainternet. Relasi antarmanusia ter- mediatisasi melalui ruang virtual. Waktu dan perhatian pengguna tercurah dalam memanfaatkan new media. Dalam pemikiran Jean Baudrillard, bahwa pernyataan benar-salah sudah tidak lagi relevan dalam realitas sosial yang lebih nyata (hiperriil) tersebut. Kemudahan teknologi yang ditawarkan memampukan pengguna fasih mengikuti logika media, tanpa memedulikan rasionalitas tindakannya. Sementara promosi pemanfaatan teknologi digital seluas-luasnya semakin masif. Dalam upaya keberlanjutan bisnis platform digital media, selalu hadir seperangkat wacana yang menyelubunginya. Peneliti skeptis atas wacana yang dihadirkan produsen teknologi; yakni menarasikan kemajuan, kemudahan, kecepatan, komunikasi, dan kecanggihan teknologi tersebut. Penerapan teknologi pada masyarakat berbasis informasi itu digadang-gadang berpusat pada manusia. Dalam kajian ini teks yang mewujud dalam teks yang berasal dari pernyataan testimoni kedua CEO tersebut, selanjutnya menjadi obyek penelitian. Serta jalan masuk dalam proses menjelaskan dan memahami realitas sosial. Kajian ini menggunakan paradigma konstruksionisme kritis, dengan kerangka pemikiran Jean Baudrillard (citra, simulasi, dan hiperrealitas) sebagai korpus teori sosialnya. Kajian ini menerapkan pendekatan metodologi hermeneutika Paul Ricoeur yang berpusat pada teks, bahasa, dan wacana. Kajian ini mengarah pada kesimpulan, bahwa komunikasi termediasi produk industri teknlogi digital berbasis internet (new media), telah menjadi praktik simulasi komunikasi. Pencitraan, simulasi ditempatkan dalam upaya strategi bisnis platform digital media tersebut. Tindakan komunikasi oleh produsen teknologi, semata bertujuan menjalankan strategi komunikasi yang lain. Yakni mempertahankan dan meningkatkan citra baik kepada khalayak, regulator, maupun investor. Hubungan asimetri antara realitas yang kompleks sebagai implikasi hadirnya teknologi digital dan kemampuan nalar manusia untuk memahaminya, dimanfaatkan produsen teknologi untuk mempersuasi sebanyak mungkin orang-orang untuk berada dalam platform digital. Lantas menghadirkan kenyataan yang lebih riil (hiperrealitas) dalam relasi sosial. Dengan menyamakan persepsi hubungan antarpenanda (sistem obyek-obyek), maka hasrat untuk menggunakan new media ditumbuhkan oleh produsen teknologi, bahkan pemanfaatanya tidak rasional lagi
Jenis BahanTesis
Kode BahasaIND
Catatan Umum
No. Induk0111-2021/ETS-Kom Yud s
No. Barkod0111-2021/ETS-Kom Yud s
Kata Kuncipencitraan, simulasi, komunikasi, new media, platform digital, teks, Google, Facebook
Kota TerbitDepok
Tahun2021
Subjekpencitraan, simulasi, komunikasi, new media, platform digital, teks, Google, Facebook
Tahun Buka Akses
Catatan Bibliografi
PenerbitFISIP UI
Pemilik
Pembatasan Akses
Lokasi
Catatan Disertasi
Akses dan Lokasi Elektronik
Sumber Koleksi
Deskripsi Fisik
Catatan Bahasa
No. Panggil0111-2021/ETS-Kom Yud s
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
0111-2021/ETS-Kom Yud s 0111-2021/ETS-Kom Yud s TERSEDIA
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 77580
Sampul
Abstrak
New Media ?yang dipahami sebagai segala produk teknologi digital media berbasis internet, terbukti memampukan antarmanusia untuk saling terhubung seketika (real time), interaktif, di ruang yang sama (virtual / cyberspace), dan tanpa jeda. Teknologi digital media tersebut menawarkan konektivitas, kecepatan akses, serta jaminan transmisi informasi. Antarmanusia mampu membangun relasi tanpa kehadiran fisik. Bisa sangat intim bahkan. Produsen teknologi menempatkan pengguna untuk selalu terhubung melalui layanan platformnya, dengan begitu seduktif dan menyatu (hybrid) dengan new media. Kajian ini menyoal tentang strategi produsen teknologi ?pihak eksekutif (CEO) Google dan Facebook?, dalam mempresentasikan melalui pernyataan testimoni di hadapan kongres Amerika Serikat. Di mana kedua korporasi tersebut menghadapi isu dominasi bisnis platform digital media pascainternet. Relasi antarmanusia ter- mediatisasi melalui ruang virtual. Waktu dan perhatian pengguna tercurah dalam memanfaatkan new media. Dalam pemikiran Jean Baudrillard, bahwa pernyataan benar-salah sudah tidak lagi relevan dalam realitas sosial yang lebih nyata (hiperriil) tersebut. Kemudahan teknologi yang ditawarkan memampukan pengguna fasih mengikuti logika media, tanpa memedulikan rasionalitas tindakannya. Sementara promosi pemanfaatan teknologi digital seluas-luasnya semakin masif. Dalam upaya keberlanjutan bisnis platform digital media, selalu hadir seperangkat wacana yang menyelubunginya. Peneliti skeptis atas wacana yang dihadirkan produsen teknologi; yakni menarasikan kemajuan, kemudahan, kecepatan, komunikasi, dan kecanggihan teknologi tersebut. Penerapan teknologi pada masyarakat berbasis informasi itu digadang-gadang berpusat pada manusia. Dalam kajian ini teks yang mewujud dalam teks yang berasal dari pernyataan testimoni kedua CEO tersebut, selanjutnya menjadi obyek penelitian. Serta jalan masuk dalam proses menjelaskan dan memahami realitas sosial. Kajian ini menggunakan paradigma konstruksionisme kritis, dengan kerangka pemikiran Jean Baudrillard (citra, simulasi, dan hiperrealitas) sebagai korpus teori sosialnya. Kajian ini menerapkan pendekatan metodologi hermeneutika Paul Ricoeur yang berpusat pada teks, bahasa, dan wacana. Kajian ini mengarah pada kesimpulan, bahwa komunikasi termediasi produk industri teknlogi digital berbasis internet (new media), telah menjadi praktik simulasi komunikasi. Pencitraan, simulasi ditempatkan dalam upaya strategi bisnis platform digital media tersebut. Tindakan komunikasi oleh produsen teknologi, semata bertujuan menjalankan strategi komunikasi yang lain. Yakni mempertahankan dan meningkatkan citra baik kepada khalayak, regulator, maupun investor. Hubungan asimetri antara realitas yang kompleks sebagai implikasi hadirnya teknologi digital dan kemampuan nalar manusia untuk memahaminya, dimanfaatkan produsen teknologi untuk mempersuasi sebanyak mungkin orang-orang untuk berada dalam platform digital. Lantas menghadirkan kenyataan yang lebih riil (hiperrealitas) dalam relasi sosial. Dengan menyamakan persepsi hubungan antarpenanda (sistem obyek-obyek), maka hasrat untuk menggunakan new media ditumbuhkan oleh produsen teknologi, bahkan pemanfaatanya tidak rasional lagi