Deskripsi Lengkap

Disertasi
No. Panggil 0004-2021/EDS-Kom Bin k
Judul Konstruksi Perempuan Muslim dan Otoritas Keagamaan Termediasi Media Sosial
Pengarang Bintan Humeira
Penerbit dan Distribusi 2021
Subjek Konstruksi, Media Sosial, Otoritas, Keagamaan, Perempuan
Kata Kunci Konstruksi, Media Sosial, Otoritas, Keagamaan, Perempuan
Lokasi
Ketersediaan
Nomor Panggil No. Barkod Ketersediaan
0004-2021/EDS-Kom Bin k 0004-2021/EDS-Kom Bin k TERSEDIA
Ulasan Anggota
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 77583
Sampul
Abstrak
Konstruksi perempuan sebagai otoritas keagamaan melibatkan dialektika momen internalisasi-eksternalisasi-obyektivasi secara simultan dalam sejarah kehidupannya. Proses ini melibatkan ruang kehidupan perempuan sebagai konteks sosial yang penting, salah satunya adalah ruang online (daring) di media sosial. Dialektika tiga momen konstruksi perempuan muslim kemudian menghasilkan realitas subyektif dan obyektif perempuan muslim dan kemudian mempengaruhi pembentukan perempuan sebagai otoritas keagamaan baru. Riset ini menggunakan Teori Konstruksi Sosial atas Realitas dan The Mediated Construction of Reality untuk memahami proses dialektika dalam proses konstruksi tersebut. Untuk itu penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan metode studi kasus kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruksi realitas di ruang online (daring) tidak mungkin dipisahkan dari konstruksi awal di ruang offline (luring). Ruang luring yg sejatinya membentuk individu sebelum ruang daring dimasukinya. Dan ketika konstruksi realitas di ruang daring terjadi, maka proses internalisasi-objektivasi-eksternalisasi itu selalu berkelindan dengan hasil konstruksi di ruang luring. Proses konstruksi perempuan secara dominan dipengaruhi oleh suami sebagai significant others, namun ketika perempuan melibatkan diri di media sosial proses konstruksi secara dominan ditentukan oleh follower sebagai pelaku konstruksi. Riset ini juga menunjukkan bahwa praktik keagamaan yang dilakukan perempuan di media sosial justru mendesiminasi pandangan agama konservatif tentang perempuan, alih-alih memunculkan pandangan alternatif. Selain itu, riset ini juga menunjukkan proses konstruksi perempuan sebagai otoritas keagamaan di media sosial dibangun melalui afeksi dan sense of attachment berbasis kesamaan gender.