Nasionalisme klaisk yang memusatkan negara sebagai unit analisis dan cenderung deterministik
mulai mendapat tantangan dari berbagai konteks dan pemikiran baru. Khususnya dalam konteks
studi ilmu Hubungan Internasional, pemikiran konstruktivisme berupaya untuk memberikan
dimensi baru dalam memahami nasionalisme. Nasionalisme saat ini tidak lagi diartikan sebagai
loyalitas yang dibatasi oleh teritori negara. Hal ini dapat dilihat dari studi nasionalisme diaspora
yang akan dibahas dalam tulisan ini. Tulisan ini merupakan tinjauan literatur terhadap literatur-
literatur yang membahas mengenai nasionalisme diaspora sebagai fenomena hubungan
internasional. Tulisan ini menggunakan metode taksonomi untuk mengklasifikasi 40 literatur
berdasarkan kesamaan tema. Tulisan ini menekankan penemuan terhadap tiga tema umum dari
literatur yang ada mengenai nasionalisme diaspora yaitu: (1) perkembangan konsep nasionalisme
diaspora; (2) pembentukan kesadaran nasionalisme diaspora; dan (3) manifestasi nasionalisme
diaspora. Tulisan ini berupaya untuk menunjukkan konsensus, perdebatan serta kesenjangan
dalam topik ini. Tulisan ini mengidentifikasi bahwa kajian nasionalisme diaspora kebanyakan
masih menyoroti potensi ekonomi diaspora untuk pembangunan tanah air. Penulis berargumen
bahwa dalam koridor nasionalisme, diaspora sebagai aktor independen mampu berkontribusi
lebih dari sekadar pemberi dukungan finansial bagi tanah airnya, hal ini ditunjukkan dengan
studi kasus Nagorno-Karabakh.
Deskripsi Lengkap