Dinamika arus migrasi kontemporer telah membentuk dan terbentuk dari tatanan Ekonomi
Politik Global. Salah satu karakteristik migrasi kontemporer ditandai dengan peningkatan
partisipasi perempuan sebagai pekerja migran sejak tahun 1970-an. Tren ini telah menjadi titik
mula diskusi tentang gender dalam kajian migrasi tenaga kerja. Pemikir feminis melihat bahwa
gender saat ini menjadi komponen konstitutif dalam migrasi tenaga kerja Asia Tenggara.
Meskipun demikian, queer theory belum banyak digunakan sehingga minim terjadi debat
tentang asumsi heteronormatif yang terdapat dalam tubuh literatur. Tulisan ini menggunakan
57 literatur yang terakreditasi secara internasional untuk menyoroti pandangan kritis dan
menginkorporasi queer theory. Penulis berargumen bahwa migrasi tenaga kerja Asia Tenggara
merupakan fenomena yang bergender?gender tidak hanya dimaknai sebagai pembeda namun
juga relasi kuasa yang berdasar pada perpotongan identitas gender, kelas, ras, seksualitas, dan
agama. Tulisan ini berupaya untuk memetakan konsensus, perdebatan dan kesenjangan dalam
tubuh literatur topik ini. Dengan menggunakan metode taksonomi dan lensa feminis, penulis
menemukan beberapa tema relevan, yaitu: (1) kritik feminis terhadap pendekatan Ekonomi
Politik Internasional dan upaya pengarusutamaan gender dalam Kajian Migrasi Internasional;
(2) karakteristik migrasi tenaga kerja Asia Tenggara; (3) dimensi struktural migrasi tenaga
kerja Asia Tenggara; (4) dimensi kultural migrasi tenaga kerja Asia Tenggara; dan (5) migrasi
tenaga kerja bergender dari Indonesia.
Deskripsi Lengkap