Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis transformasi komunikasi sains yang dilakukan oleh salah satu startup media, Kok Bisa, dalam era VUCA di Indonesia. Memasuki tahun 2010-an, lahirlah berbagai inovasi sekaligus membawa tantangan pada kehidupan modern, khususnya pada perkembangan komunikasi sains dalam media sosial. Komunikasi sains pada era ini dapat dijangkau lebih luas dan engaging, bersamaan dengan munculnya information explosion yang terlalu dinamis dan cenderung kurang efektif menjadi tantangannya. Alhasil, transformasi yang lebih adaptif dibutuhkan, yang indikasinya terlihat dari kemunculan startup media dalam bidang komunikasi sains. Studi-studi sebelumnya melihat model transformasi komunikasi sains menggunakan pendekatan literasi visual dan penjelasan naratif . Namun, bentuk ini belum cukup solutif karena masih terdapat tantangan lain seperti kondisi yang tidak dapat dikendalikan oleh startup media misalnya minimnya pengetahuan masyarakat, ketidakpastian informasi, serta kerentanan organisasi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini didasarkan pada argumentasi bahwa VUCA dapat menjadi sarana proses transformasi komunikasi sains yang dilakukan oleh startup media, sebab adanya kondisi tersebut membuat startup media membangun ketahanan, mengembangkan informasi kredibel, melakukan restrukturisasi jaringan, dan bereksperimen. Strategi tersebut didorong dengan inisiasi aktor, pengembangan pengetahuan, dan memanfaatkan platform, sehingga transformasi yang dilakukan lebih adaptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan data digital dan dianalisis melalui qualitative content analysis. Studi menemukan bahwa adanya tantangan terbesar yang dihadapi oleh startup media dalam mengembangkan inovasi komunikasi sains. Namun disisi lain, justru era VUCA dapat menjadi sarana pendorong bagi startup media untuk melakukan transformasi sosial yang adaptif dalam bidang komunikasi sains.
Deskripsi Lengkap