Perempuan dengan disabilitas mengalami diskriminasi ganda yang disebabkan oleh faktor ketidaksetaraan gender dan kondisi disabilitas yang mereka alami. Kondisi ini yang mengakibatkan mereka menjadi kelompok yang paling rentan mengalami kekerasan. Dengan menggunakan Teori Gender sebagai alat analisa dan Konstruksi Sosial serta Model Ekologi Sosial, penelitian ini dapat mengungkap kerentanan perempuan tuli (disabilitas pendengaran) terhadap kekerasan di masing ? masing tingkatan. Disertasi ini memfokuskan pada faktor kerentanan perempuan tuli dari kekerasan berbasis gender. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa secara mendalam terkait dengan faktor-faktor yang menyebabkan perempuan tuli menjadi kelompok yang paling rentan terhadap terjadinya tindak kekerasan seksual. Penelitian ini juga menganalisa lebih dalam tentang posisi perempuan tuli dalam struktur sosial masyarakat Indonesia dengan menggunakan pendekatan Social Ecological Model. Terakhir tentang faktor ? faktor kerentanan yang menyebabkan perempuan tuli mengalami kekerasan. Temuan penting dari penelitian ini adalah masih kuatnya cara pandang patriarkhi di dalam masyarakat terhadap perempuan tuli. Sehingga menempatkan perempuan tuli rentan mengalami kekerasan di ranah domestik. Temuan penting lainnya adalah kerentanan perempuan tuli terhadap kekerasan terjadi di semua tingkatan; Mikrosistem (rendahnya kapasitas individu dan ketergantungan ekonomi), Mesosistem (hambatan komunikasi dengan tetangga), Eksosistem (rendahnya pengetahuan komunitas tentang hak penyandang disabilitas), dan Makrosistem (rendahnya pemahaman aparat penegak hukum tentang disabilitas dan kebijakan yang belum berpihak pada diabilitas). Temuan penelitian ini dapat membantu lembaga terkait dalam menyusun kebijakan perlindungan perempuan dari kekerasan yang ramah terhadap kebutuhan khusus penyandandang disabilitas.
Deskripsi Lengkap