Studi ini mengelaborasi penanganan tsunami Selat Sunda 2018 pada level makro dan mikro. Konsepsi birokrasi digital weberian (digital weberiansm bureaucracy) yang diintroduksi oleh Muellerleile & Robertson dan kapital digital yang diintroduksi oleh Massimo Ragnedda diajukan sebagai dua novelties teoretis yang diuji dalam konteks PRB tsunami vulkanik. Secara khusus, riset ini bertujuan untuk (a) memetakan aktor dan menganalisis hubungan antaraktor baik di virtual maupun real world sebagai gambaran awal terkait existing conditions penyelenggaraan PRB tsunami Selat Sunda 2018; (b) menganalisis konstruksi kapital offline?terdiri dari kapital sosial, ekonomi, budaya, personal, dan politik serta kapital digital masyarakat di sekitar Selat Sunda dalam konteks resiliensi dan PRB tsunami vulkanik, (c) mengidentifikasi dan menganalisis inisiasi dan/atau pengembangan digital weberianism bureaucracy dalam konteks PRB tsunami Selat Sunda, dan (d) memformulasi dan merekomendasikan model dan intervensi kebijakan PRB berbasis digital dengan semangat weberian yang kontekstual Selat Sunda. Pendekatan partially mixed sequential equal status design diaplikasikan baik pada level pengumpulan maupun analisis data. Data dikumpulkan melalui survei dengan kuesioner digital dengan Open Data Kit (ODK), indepth interview, observasi, dan studi pustaka. Social Network Analysis (SNA) dengan software Gephi dan Path Analysis dengan software IBM SPSS diaplikasikan untuk mengolah data kuantitatif. Textual Network Analysis (TNA) melalui software Wordij dan Gephi dioperasikan untuk mengolah data corpus yang dikumpulkan dari media Twitter dengan software R. Sedangkan data kualitatif diolah secara interaktif. Hasil studi menunjukkan lemahnya integrasi aplikasi early warning system dan rapid information system yang dikembangkan oleh badan-badan kebencanaan di tingkat nasional, yang menyebabkan gagalnya pencapaian PRB. Selain itu, hasil studi ini menemukan bahwa upaya pengurangan risiko tsunami vulkanik di Selat Sunda masih bertumpu pada kapital offline. Fungsi bridging pada kapital digital mengakselerasi perwujudan disaster risk management yang efektif dan efisien. Beberapa kontribusi teoretis, metodologis, dan praktis disajikan dalam studi ini.