Permasalahan balita stunting yang terjadi di wilayah perkotaan dengan kemudahan akses, infrastruktur dan fasilitas pada penduduk tidak miskin seharusnya tidak terjadi. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis secara struktur, kultur dan proses akar permasalahan balita stunting di DKI Jakarta pada keluarga tidak miskin. Metode yang digunakan adalah metode campuran kualitatif dan kuantitatif. Struktur dalam penelitian ini berupa peraturan-peraturan pemerintah tidak sepenuhnya dapat menurunkan isu balita stunting karena terkendala kepentingan dunia usaha terhadap perilaku konsumsi keluarga. Budaya yang menginternalisasi karena keyakinan ibu terhadap ASI yang tidak cukup, pola konsumsi makanan instan dan ringan yang praktis berpeluang meningkatkan stunting pada balita. Unsur kunci dalam perilaku konsumsi keluarga wilayah kota adalah prosesual, yang menekankan pentingnya modal manusia dalam mencegah balita stunting. Menggunakan analisis Bayesian regresi logistik biner dapat disimpulkan bahwa pendidikan ibu yang lebih baik, ibu bekerja dan ibu yang memberikan share utama dalam ekonomi keluarga dapat meningkatkan status gizi balita. Integrasi struktur, kultur dan proses menunjukkan pentingnya peran ibu dalam perilaku konsumsi keluarga yang secara prosesual berperan menegosiasi struktur maupun kultur dalam menurunkan balita stunting.