Kemenangan Abdul Fattah al-Sisi dalam pemilihan presiden Mesir pada tahun 2014
dan 2018 menimbulkan dugaan adanya tindak manipulasi. Dalam teori otoritarianisme
elektoral, manipulasi pemilu digunakan untuk mengendalikan hasil substantif dari
kompetisi elektoral dan permainan reformasi institusional. Faktor ketidakpastian
pemilu merupakan hal utama yang berupaya dihindari oleh penguasa, termasuk Abdul
Fattah al-Sisi. Sebagaimana dikemukakan Andreas Schedler (2002), manipulasi pemilu
dilakukan melalui berbagai taktik yang mengarah pada masyarakat sipil maupun
oposisi politik. Al-Sisi mengandalkan militer serta kaum borjuasi untuk membantu
melakukan strategi manipulasi. Penelitian ini berupaya untuk mengidentifikasi strategi
manipulasi yang dilakukan Abdul Fattah al-Sisi dalam memperoleh kemenangan pada
pemilihan presiden Mesir tahun 2014 dan 2018. Dengan menggunakan teori
otoritarianisme elektoral, penelitian ini berusaha untuk menggambarkan strategi
manipulasi yang digunakan al-Sisi untuk memperoleh kemenangan elektoral. Metode
penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik studi kasus. Penelitian akan
diakhiri dengan bagian kesimpulan.
Deskripsi Lengkap