Tulisan ini membahas mengenai strategi Black Lives Matter di Pemilihan Umum Presiden
Amerika Serikat tahun 2020. Tulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan
studi pustaka. Untuk menganalisis temuan data dari penelitian ini, penulis menggunakan
kerangka teori dan konsep, yakni teori gerakan sosial baru, konsep penggunaan internet
dalam politik, dan konsep selebriti politisi. Skema alur berpikir yang dikembangkan
dalam penelitian ini akan berfokus pada metode serta substansi yang digunakan pada
strategi-strategi Black Lives Matter di Pemilihan Umum Presiden Amerika Serikat tahun
2020. Hasil temuan data dari penelitian ini menunjukan bahwa gerakan Black Lives
Matter mengambil posisi tidak mendukung Donald Trump selama Pemilihan Umum
Presiden Amerika Serikat tahun 2020 tetapi tidak mengatakannya secara eksplisit.
Mereka juga tidak mengajak pendukungnya untuk tidak memilih Donald Trump. Pada
saat yang sama, gerakan ini juga tidak mendukung Joe Biden secara terbuka. Metode
kampanye yang digunakan gerakan ini adalah menggunakan media sosial, terutama
Facebook, Twitter, dan Instagram; selain menggunakan selebriti politik papan atas
sebagai buzzer. Substansi dari kampanye Black Lives Matter berfokus pada dua aspek
yakni kekerasan aparat kepolisian dan ketimpangan penanganan Covid-19 kepada
masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat. Kombinasi metode dan substansi tersebut
yang menjadi strategi Black Lives Matter di Pemilihan Umum Presiden Amerika Serikat
tahun 2020.
Deskripsi Lengkap