Berdasarkan Catatan Tahunan Komnas Perempuan (2020) menunjukan adanya peningkatan
kasus KDRT. Di Indoenesia, kasus KDRT meningkat selama pandemi Covid-19. Bagi
korban KDRT, kemampuan untuk bisa bertahan dalam kondisi yang menyulitkan menjadi
sebuah hal yang penting. Skripsi ini membahas tentang resiliensi (kemampuan untuk
bertahan) korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) selama pandemi Covid-19 di
Kabupaten Bogor yang bertujuan untuk mengetahui kondisi KDRT, karakteristik, dan
sumber resiliensi korban KDRT selama pandemi Covid-19 di Kabupaten Bogor. Skripsi ini
adalah laporan hasil penelitian kualitatif dengan desain deskriptif yang menggunakan data
primer dari 10 informan (temasuk 4 informan korban KDRT). Seluruh proses penelitian
dilakukan sejak September 2020 sampai Juli 2021. Pengambilan data dilakukan dengan
wawancara secara daring melalui Whastsapp call/voice note. Penelitian ini dilakukan dengan
basis Ilmu Kesejahteraan sosial yang memfokuskan analisis pada keterkaitan karakteristik
dan sumber resiliensi dengan peran sistem lingkungan dan diri korban, sehingga korban tetap
bisa menjalankan keberfungsian sosialnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa korban telah
mengalami KDRT sejak sebelum pandemi berlangsung. Jenis kekerasan yang dialami adalah
kekerasan verbal, kekerasan fisik, kekerasan ekonomi serta kekerasan seksual. Jenis
kekerasan tersebut, menjadi lebih sering korban alami ketika pandemi Covid-19 berlangsung.
Hal yang menyebabkan KDRT adalah karena kesulitan ekonomi dan juga perselingkuhan.
Dampak KDRT yang dialami korban berupa dampak fisik dan dampak psikologis. Dampak
bagi anak korban berupa penurunan prestasi dan perubahan perilaku. Untuk bisa bertahan
dalam kondisi tersebut, korban melakukan beberapa cara (karakteristik) yaitu; mengingat
kembali tujuan hidup yang dimiliki, keinginan untuk maju dan berubah, membangun
keterbukaan dan optimisme, memahami kelebihan dan kekurangan diri, dan menerima
keunikan diri sendiri. Selain itu, korban juga memiliki sumber resiliensi yang membuat
mereka bisa bertahan yaitu; kekuatan dalam diri, hubungan sosial dengan orang terdekat,
kemampuan menjalin hubungan sosial dan interpersonal, serta nilai-nilai agama yang
diyakini. Dari karakteristik dan sumber resiliensi tersebut, terdapat beberapa yang berasal
dari lingkungan eksternal dan internal diri korban. Adanya peran dari lingkungan eksternal
ditambah dengan peran dari internal korban, pada akhirnya bisa membuat korban bertahan
(resilien) dan bisa menjalankan kehidupannya dengan baik.
Deskripsi Lengkap