Pada kontestasi Pemilu di negara dominan satu partai, perlu strategi khusus bagi partai
oposisi agar eksistensinya dapat bersaing dengan dominasi partai mayoritas. Penelitian
ini membahas mengenai strategi yang digunakan oposisi Workers? Party (WP) melawan
partai mayoritas People?s Action Party (PAP) di negara dominan satu partai Singapura,
pada kontestasi Pemilu tahun 2020 di distrik Sengkang GRC. Penelitian ini akan
dianalisis melalui studi literatur. Strategi khusus yang diterapkan oleh WP menggunakan
pendekatan pemasaran politik, yakni menargetkan suara segmen keluarga muda di
Sengkang GRC dengan cara mengajukan kandidat-kandidat yang dinilai mampu
menjangkau dan membangun hubungan dengan segmen tersebut. Segmen keluarga muda
dinilai dominan menghuni Sengkang GRC karena lebih dari 60% masyarakatnya berumur
di bawah 45 tahun dan populasi anak-anak yang berumur di bawah 10 tahun mencapai
14,3% dari total penduduk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran
politik WP terdiri dari dua elemen, yakni pengembangan dan penyebaran pesan
kampanye. Pengembangan pesan kampanye bertumpu pada proses segmentasi dan
positioning yang didasari oleh pembangunan hubungan dengan penduduk Sengkang GRC
selama bertahun-tahun lamanya. Selanjutnya pesan kampanye disebarkan terutama
melalui media sosial sebagai platform paling strategis dalam menjangkau target segmen,
serta didukung pula oleh situasi pandemi COVID-19 yang menjadikan masyarakat
Singapura lebih aktif secara daring. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam kasus di
Singapura yang penyelenggaraan Pemilu-nya dapat dikatakan relatif bebas, upaya
pemasaran politik ini dapat dijadikan salah satu strategi bagi partai oposisi di negara
dominan satu partai. Hal ini karena strategi pemasaran politik tidak hanya berfungsi agar
para pemilih dapat lebih mengenal tim kandidat WP saja, melainkan juga berfungsi
sebagai upaya riset mendalam untuk lebih memahami distrik Sengkang GRC sehingga
dapat bermanfaat pada penyelenggaraan Pemilu.
Deskripsi Lengkap