Pandemi COVID-19 dapat mendisrupsi jalannya pemilu di berbagai negara dan
berpengaruh pada penurunan partisipasi pemilih dan meningkatkan potensi transmisi
virus yang mengancam kesehatan masyarakat. Hal tersebut membuat 60 negara
memutuskan untuk menunda pelaksanaan pemilu, namun tidak sedikit yang memilih
tetap melangsungkan pemilu di tengah pandemi, salah satunya adalah Korea Selatan.
Berbeda dengan mayoritas negara penyelenggara pemilu lainnya di saat pandemi, Pemilu
Legislatif Korea Selatan tahun 2020 menjadi pemilu legislatif dengan perolehan turnout
voters tertinggi mencapai 66,2 persen. Pemilu tersebut dimenangkan oleh Democratic
People?s Party of Korea selaku partai pengusung Presiden Moon Jae-in. Penelitian ini
membahas pengaruh dari four-pronged strategy yang digunakan oleh Presiden Moon Jae-
in dalam menanggulangi COVID-19 terhadap kemenangan Democratic People?s Party of
Korea. Tidak hanya menggunakan penilaian retrospective, penelitian ini juga akan
membahas tingginya civic duty masyarakat Korea Selatan yang mempengaruhi tingginya
perolehan turnout voters, terlepas dari pemilu yang diadakan di tengah situasi krisis.
Penelitian ini menemukan bahwa terlepas dari buruknya penilaian kebijakan ekonomi,
hubungan luar negeri, dan skandal politik pada pemerintahan Presiden Moon Jae-in,
situasi krisis dinilai memiliki urgensi yang lebih tinggi dan menjadi indikator utama
masyarakat dalam melakukan penilaian retrospective. Hal tersebut didukung dengan
pandangan masyarakat yang menilai Pandemi COVID-19 sebagai krisis nasional, dan
berpartisipasi dalam pemilu dianggap sebagai bentuk nation-saving duty. Tingginya
partisipasi pemilih dan efektivitas four-pronged strategy mempengaruhi kemenangan
Democratic People?s Party of Korea pada Pemilu Legislatif Korea Selatan tahun 2020.
Deskripsi Lengkap