Skripsi ini merupakan sebuah penelitian studi perbandingan politik yang menggunakan
dua studi kasus, yaitu Timor Timur dan Skotlandia yang keduanya merupakan wilayah
subnasional dari sebuah negara induk Indonesia dan United Kingdom (Inggris). Dengan
menggunakan metode Most Similar Systems Design (MSSD) dan analisis contrast of
context, penelitian ini akan membahas referendum kemerdekaan Timor Timur di tahun
1999 dan Skotlandia di tahun 2014. Skripsi ini menemukan tiga faktor utama yang
menyebabkan fragmentasi identitas nasional di Timor Timur merujuk kepada proses
pembentukan identitas nasional dalam integrasi nasional oleh negara induk dari MacIver
(1999). Pertama, dalam dimensi legitimasi, kebijakan yang dilakukan oleh Indonesia
bersifat sentralistik dan tidak menyesuaikan dengan keadaan sosio-kultural Timor Timur
yang berbeda dengan wilayah lain di Indonesia; kedua, dalam dimensi identitas Indonesia
tidak dapat menanamkan identitas nasional Indonesia kepada penduduk Timor utamanya
dikarenakan teror kekerasan dan ketidakadilan yang sering terjadi dalam kehidupan
penduduk Timor Timur. Sedangkan dalam kasus Skotlandia, terdapat pula tiga faktor
yang menyebabkan fragmentasi identitas nasional. Pertama, dalam dimensi legitimasi
Inggris berhasil membuat kebijakan yang sifatnya memenuhi kebutuhan dan tuntutan
penduduk Skotlandia, bahkan yang diminta oleh kelompok nasionalis; kedua, dalam
dimensi identitas Inggris berhasil membuat penduduk Skotlandia berbaur dengan
penduduk di wilayah lain Inggris, begitu juga sebaliknya. Sehingga rasa kebersamaan
yang disebutkan oleh Guibernau (2013a) penting untuk membentuk identitas nasiona
tunggal, akhirnya dapat tercapai di wilayah Skotlandia.
Deskripsi Lengkap