Salah satu fenomena yang menyebabkan munculnya perubahan pada aspek fisik, psikis,
dan sosial lansia adalah fase empty nest. Fase empty nest dapat terjadi ketika orang tua
terpisah dengan anak-anak untuk memiliki kehidupan yang mandiri. Penelitian ini
menggambarkan empty nest syndrome yang dialami oleh lansia dan juga strategi koping
yang digunakan untuk menghadapi sindrom tersebut. Penelitian ini dilakukan pada
bulan Oktober 2020 sampai dengan Mei 2021 dengan metode kualitatif dan teknik
pengumpulan data melalui wawancara mendalam secara daring kepada tiga informan
utama dalam hal ini lansia di STW Ria Pembangunan Cibubur. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa empty nest syndrome yang dialamui lansia menimbulkan
berbagai dampak pada aspek psikis (perasaan sedih, rindu, kesepian, cemas, dan
gelisah), aspek fisik (kesulitan tidur dan psikosomatis), dan aspek perilaku (tidak focus,
sering melamun, menunjukkan gerak-gerik tidak nyaman, mempertanyakan kondisi
yang dialami, dan tidak memiliki motivasi). Oleh karena perubahan yang ada
menyebabkan lansia menggunakan strategi koping yaitu emotion focused coping antara
lain yang mengarah pada proses kognitif (menerima situasi yang ada dan memaknai
situasi secara positif) dan strategi perilaku (melakukan kegiatan pengalihan seperti
beribadah, melakukan hobi, serta bertemu teman dan keluarga).
Deskripsi Lengkap