Penelitian ini memaparkan kemunculan dan dinamika sebuah komunitas film
independen bernama Bale Films yang berada di Desa Cibanteng, daerah pinggiran yang
dianggap bukan sebagai pusat dari industri kreatif dan teknologi. Melalui participant
observation dan wawancara mendalam ditemukan demokratisasi teknologi memainkan
peranan penting untuk menjelaskan kemunculan dan dinamika komunitas film
independen di Desa Cibanteng. Demokratisasi teknologi membuat teknologi untuk
memproduksi film menjadi murah. Walaupun begitu, kata ?murah? begitu relatif di tiap
kelas sosial yang ada, perlu proses yang panjang untuk Bale Films memiliki berbagai
teknologi produksi film skala kecil. Ditemukan juga, keadaan ini yang membuat
teknologi semakin murah menguntungkan perusahaan besar industri film arus utama
juga, dengan modal besar perusahaan arus utama mampu membuat film beranggaran
besar yang menyingkirkan penawaran dari film independen yang beranggaran rendah,
terlokalisasi, dan unik. Kesenjangan antara independen dengan dominasi industri
mendorong perdebatan yang bermuara pada kritik budaya yang dilakukan oleh Bale
Films sebagai komunitas film independen terhadap dominasi budaya film industri (film
nasional arus utama). Kritik-kritik ini berada pada tataran wacana, wacana-wacana
berupa film independen merdeka, bebas, jujur, seni di atas uang.
Deskripsi Lengkap