Kerja sama keamanan Eropa mengalami perkembangan terbaru dengan aktivasi
Permanent Structured Cooperation tahun 2017 oleh Uni Eropa. Aktivasi PESCO
dilakukan pada waktu yang unik setelah United Kingdom memilih untuk keluar dari Uni
Eropa melalui referendum di tahun 2016. Skripsi ini berusaha mencari tahu mengapa Uni
Eropa mengaktivasi PESCO di tahun 2017. Tulisan ini menggunakan teori legitimasi
yang ditulis oleh Tallberg dan Zurn dengan melihat legitimasi institusi berdasarkan fitur-
fitur yang dimiliki institusi yaitu otoritas, prosedur dan performa. Teori tersebut
digunakan karena terdapat permasalahan legitimasi yang dihadapi oleh Uni Eropa ketika
PESCO diaktifkan. Menggunakan teori legitimasi, tulisan menemukan bahwa aktivasi
PESCO dilakukan sebagai salah satu upaya Uni Eropa untuk melanjutkan integrasi
sekaligus meningkatkan legitimasi yang dimiliki oleh institusi. Berdasarkan fitur otoritas,
di dalam PESCO Uni Eropa memiliki otoritas yang rendah bila dibandingkan dengan
bentuk kerja sama di bidang lainnya seperti Euro Area sebagai upaya mengurangi defisit
legitimasi Uni Eropa. Sementara itu, berdasarkan fitur prosedur, pengambilan keputusan
yang ada di dalam PESCO berpusat dalam Dewan Uni Eropa memiliki tujuan
meningkatkan legitimasi di mata pemerintah negara anggota. Terakhir, berdasarkan fitur
Performa, PESCO dibentuk untuk meningkatkan kapabilitas keamanan Uni Eropa dan
legitimasi di mata audiens, namun lambatnya penyelesaian proyek menghalangi
peningkatan legitimasi di fitur ini. Berdasarkan ketiga fitur tersebut, ditemukan bahwa
PESCO dibentuk berdasarkan permasalahan legitimasi yang melanda Uni Eropa yaitu
tingginya defisit legitimasi yang dihadapi, rendahnya kepercayaan dari negara anggota
serta ketidakmampuan Uni Eropa untuk menyelesaikan masalah keamanan di lingkungan
mereka. Dengan mengatasi ketiga hal tersebut, diharapkan aktivasi PESCO dapat
meningkatkan legitimasi yang sebelumnya mengalami penurunan diakibatkan berbagai
krisis.
Deskripsi Lengkap