Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi promosi investasi asing di sektor
bandara penumpang yang dilakukan Indonesia di era ASEAN Open Sky 2016-2019.
Konsep yang digunakan adalah tahapan diplomasi ekonomi menurut Kishan Rana. Riset
ini menggunakan metode kualitatif melalui pengumpulan data dari literatur dan
wawancara dan triangulasi sebagai cara untuk memverifikasi data. Hasil dari riset ini
adalah ASEAN Open Sky menjadi pemacu Indonesia untuk mengembangkan industri
penerbangan khususnya infrastuktur transportasi udara bandara. Pemerintah Indonesia
melakukan empat strategi dalam upaya menarik investasi asing di sektor bandara yaitu
menempatkan perwakilan diplomatik di enam negara mitra strategis dan
mengharmonisasikan tiga lapis aktor yang berperan sebagai economic salesmanship.
Kemudian, Pemerintah Indonesia mendorong keterlibatan dalam jejaring pengelola
bandara seperti Airports International Council dan ASEAN STOM untuk memperluas
relasi para aktor economic salesmanship. Selain itu, Pemerintah Indonesia
mempromosikan citra bandara sebagai infrastuktur penunjang pariwisata yang
diperkenalkan oleh para aktor economic salesmanship dalam jejaring dan forum
internasional. Terakhir, Pemerintah Indonesia memperbaiki regulasi di level domestik
dengan skema KPBU bagi investor asing sektor bandara. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah pemerintah Indonesia telah menjalankan sejumlah strategi yakni mengirim
perwakilan diplomatik di negara mitra, memperluas jejaring internasional,
menggabungkan sektor pariwisata dan bandara sebagai satu paket investasi dan skema
KPBU namun strategi ini tidak dapat dikatakan mutlak dan berhasil karena pergolakan
politik domestik yang kuat turut mempengaruhi peforma strategi yang telah dibentuk.
Berdasarkan temuan ini, perlu ada upaya memaksimalkan strategi-strategi yang dilakukan
untuk mencapai kepentingan ekonomi dan politik Indonesia di penerbangan kawasan
ASEAN.
Deskripsi Lengkap